Senin, 15 November 2010

Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita, dan tanah air.
Peta
Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.
Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
  1. Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
  2. Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
  3. Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
  4. Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
  5. Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
  6. Legenda peta, adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
legenda peta Pengetahuan dasar Navigasi Darat
Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

 Mendaki Gunung

CategSemakin lengkap perbekalan dan peralatan mendaki gunung yang kita bawa dalam ransel semakin baik. Artinya kita akan nyaman dan aman selama mendaki gunung. Tidak akan kekurangan makanan dan minuman, hangatnya tidur dalam sleeping bag, nyenyak bobo dalam tenda terhindar dari hujan lebat atau dingin yang menusuk tulang.

Perlengkapan yang harus dibawa bisa kita urutkan dari atas kepala seperti topi atau balaklava untuk menghangatkan kepala, kemudian kaca mata gelap menahan sinar matahari terik yg menyilaukan, syal untuk menahan dingin pada bagian leher, untuk bagian badan kita bawa kaos, sweeter, raincoat/jacket dan jam, sedangkan bagian pinggul kebawah, celana panjang/pendek, celana dalam dan bagian kaki kaos kaki, sepatu dan sandal.
Perlengkapan berteduh dari panas dan hujan dan agar kita bisa istirahat dengan tenang, kita harus bawa tenda. Supaya kita bisa tidur dengan nyaman dan hangat kita bawa sleeping bag. Jangan lupa bawa matras, agar sleeping bad tidak langsung bersentuhan dengan tanah yg dingin.
Di gunung udara sangat dingin, semakin malam semakin dingin terlebih lagi bila angin berhembus kencang. Biasanya tenda yang kita bawa tidak cukup melindungi dan menahan angin pegunungan yang dingin. Makanya sleeping bag diperlukan agar kita bisa tidur dengan hangat dan istirahat dengan nyaman. Karena badan kita bisa istirahat dan kembali fit keesokan harinya. Jangan bawa selimut tebal yang hanya akan memberatkan ransel dan menghabiskan ruang di ransel.
Di hutan atau gunung pastinya tidak ada rumah makan atau warung baso, maka segala kebutuhan makan dan minum harus kita bawa sendiri. Kalau perjalanan pendek kita tidak perlu bawa alat masak seperti kompor dan kawan-kawan. Namun kalau perjalanan panjang 2-3 hari atau lebih, alangkah baiknya kalau kita bawa alat masak. Agar kita bisa memasak dan meramu makanan sesuai selera kita.
Perlengkapan lain yang wajib kita bawa adalah alat komunikasi seperti walkie talkie, hp gsm atau hp satellite, kemudian bawa GPS dan peta. Alat ini berguna bila terjadi keadaan darurat kita tetap bisa berhubungan dengan orang lain, menginformasikan kondisi dan keberadaan kita.
Namun, banyaknya barang yang kita bawa dalam ransel mengakibatkan konsekuensi lain, ransel berat dan akan membebani pendakian kita. Jadi bawalah ransel dengan isinya sesuai kemampuan kita.



  1. Pengertian
    Mountainering secara definitif dapat diartikan sebagai olah raga mendaki gunung yang bertujuan keilmuan atau sekadar pendakian untuk penaklukan. Olah raga mendaki gunung adalah paduan antara hobi, kreasi, dan prestasi. Untuk mewujudkannya diperlukan persiapan yang matang dan perencanaan yang betul-betul baik sehingga bisa berjalan dengan baik dan mengurangi resiko yang ada.
  2. Perencanaan
    Dalam setiap kegiatan pendakian sebaiknya kita merencanakan pelaksanaannya dengan matang karena pendakian yang berhasil tergantung dari perencanaan yang ada. Dalam perencanaan pendakian kita harus menentukan :
    • Siapa teman perjalanan kita?
    • Apa tujuan pendakian?
    • Kapan pelaksanaan pendakian?
    • Mengapa kita melakukan pendakian?
    • Bagaimana pelaksanaan pendakian?
  3. Perencanaan pendakian yang perlu diketahui oleh setiap pendaki adalah :
    • Kenalilah kemampuan diri dan teman Anda beserta anggota tim yang lain dalam menghadapi medan yang ditempuh.
    • Pelajarilah medan yang akan ditempuh.
    • Teliti rencana rute pendakian secermat mungkin.
    • Perkirakan waktu yang akan dipergunakan.
    • Periksa segala perlengkapan yang ada. Ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pendakian.
  4. Persiapan
    Faktor intern, yaitu faktor yang datang dari si pendaki itu sendiri :
    • Persiapan fisik
    • Perlengkapan
    • Pengetahuan dan keterampilan
    • Mental
    • Etika
    Faktor ekstern, yaitu faktor yang datang dari luar :
    • Badai
    • Hujan
    • Udara dingin
    • Kabut
    • Longsoran tanah, dll
  5. Menyusun barang dalam carrier :
    • Kelompokkan barang menurut jenis dan kegunaan, kemudian masukkan ke dalam plastik.
    • Tempatkan barang-barang kecil/ sewaktu-waktu digunakan pada bagian atas/ kantong luar carrier.
    • Letakkan barang-barang berat pada bagian atas dan sedekat mungkin dengan tubuh kita.
  6. Perencanaan perbekalan
    Yang harus diperhatikan :
    • Lamanya perjalanan
    • Aktivitas selama perjalanan
    • Kondisi medan yang dihadapi
  7. Komposisi makanan yang sesuai :
    • Berkalori tinggi dan gizi yang memadai
    • Tahan lama
    • Berupa makanan instan
    • Murah dan mudah didapat
    • Ringan
    • Tambahkan vitamin dan mineral

Gunung Hutan

Contoh menyusun rencana perjalanan ke gunung
contoh jadwal perjalanan 281x300 Menyusun Rencana Perjalanan ke Gunung