Senin, 15 November 2010

MEMPOPULERKAN KAYAK ARUS DERAS

Jika dihitung, jumlah kayaker serius di lndo-nesia saat ini tidak akan lebih dari jumlah jari-jari kita. Dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang melebihi 230 juta orang, ini menunjukkan kayak arus deras tidak terlihat dalam peta aktivitas olah raga masyarakat.
Selama dua dekade terakhir, arung jeram yang memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk mengaduk adrenalin seperti halnya kayak arus deras, berkembang sangat pesat menjadi olah raga dan rekreasi pilihan masyarakat. Dalam satu tahun jumlah mereka yang mendatangi operator penyedia jasa wisata arung jeram di seluruh Indonesia bisa mencapai ratusan ribu orang.Sedangkan pertumbuhan jumlah kayaker di Indonesia dalam dua tahun terakhir, menurut pengamatan penulis, tidak lebih dari sepuluh orang setiap tahun. Ini tentu sangat ironis.

Padahal di mancanegara, popularitas kayak arus deras justru melebihi arung jeram. Serangkaian event kayak arus deras, regional maupun internasional, sudah berlangsung sangat terjadwal. Pertumbuhannya tak terlepas dari sejarah kayak yang sejak 1972 sudah dipertandingkan di Olimpiade Munich, Jerman.Event-event kayak arus deras sudah menjadi berita dan hiburan yang ditayangkan secara langsung maupun tunda oleh stasiun televisi karena mampu menyedot perhatian publik. Operator kayak trip, toko, rental kayak dan peralatannya, klub-klub kayak, serta sekolah-sekolah khusus kayak merupakan pemandangan umum yang menjadikan kayaking berkembang pesat dan menjadi industri baru yang mencengangkan.

Sedangkan perkembangan kayaking di Indonesia yang tidak sebaik arung jeram lebih disebabkan beberapa hal. Pertama, adanya anggapan eskimo roll atau teknik mengembalikan kayak yang terbalik saat pengarungan ke posisi semula tanpa harus keluar dari kayak itu, sangat sulit dikuasai.Anggapan ini memang tidak sepenuhnya keliru, tetapi sejatinya tidak sepenuhnya benar pula. Eskimo roll atau biasa disebut roll, sebagai salah satu syarat agar kayaking menjadi rekreasi menyenangkan, akan sangat sulit dil.mh dan dikuasai jika dilakukan seorang diri atau otodidak.

Asal didampingi instruktur yang mumpuni, melatih roll dengan benar dan singkat sesungguhnya tidak sulit. Terbukti Sekolah Kayak Tirtaseta berhasil memberikan materi dasar dengan penguasaan yang hampir seratus persen oleh peserta. Kedua, kayaking sebagai sebuah cabang olah raga selama ini luput dari perhatian dan pembinaan pihak-pihak yang memiliki otoritas. Perhatikan saja, sebagai salah satu nomor olah raga dayung, kayak arus deras tak pernah muncul dalam pembinaan Persatuan Olah Raga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) yang berafiliasi kepada International Canoe Federation (ICF). Padahal, ICF secara rutin mempertandingkan kayak arus deras maupun kayak arus tenang.Ketiga, kayaking adalah olah raga individual, tingkat kenikmatan dan keasyikan yang diperoleh sangat personal sesuai dengan pencapaian skill masing-masing. Semakin mahir dan matang skill yang dicapai, semakin banyak pula kesenangan yang bisa dieksplorasi saat mengarungi sungai-sungai berjeram.


Sensasi Lebih

Dengan sifatnya yang individual, kayaking sebenarnya sangat mudah dilakukan. Jika arung jeram memerlukan minimal lima hingga tujuh orang untuk melakukannya, kayaking hanya butuh satu individu.Jeram dan ombak yang belum menantang bagi perahu karet akan menimbulkan sensasi yang lebih mengasyikkan saat mengarunginya dengan kayak. Jika tidak memiliki kesempatan untuk pengarungan panjang, bermain di satu jeram dengan kayaking pun dapat memperoleh kesenangan melimpah.

Ibarat kendaraan, kayak merupakan motor trail dan perahu arung jeram adalah mobil. Mudah bagi motor trail melewati gang-gang kecil yang tak bisa dilalui mobil maupun jalan besar dengan banyak kesenangan. Memang membutuhkan sedikit waktu dan kesabaran untuk menguasai roll, namun jika itu sudah dilampaui, kesenangan yang dicapai dalam kayaking akan lebih besar daripada arung jeram. Kebanyakan kayaker Indonesia adalah rafter yang mencari keasyikan lebih setelah arung jeram tak lagi memuaskan.Pada setiap perahu kayak yang baru dibeli selalu terdapat stiker peringatan untuk tidak melakukan kayaking seorang diri demi keselamatan dan melakukan kayaking dalam bimbingan orang yang memahami kayaking secara mendalam.

"Itu sangat beralasan, kebanyakan persoalan dari kegagalan roll ialah kesalahan persepsi tentang bagaimana seharusnya posisi tubuh saat melakukannya. Biasanya jika sudah dilatih berulang dengan cara yang keliru, sulit diperbaiki meskipun kita sudah menyadari di mana letak kekeliruannya," ungkap Puji Jaya, koordinator instruktur Sekolah Kayak Tirtaseta, Purbalingga, Jawa Tengah."Karena itu, sangat penting memulainya dengan cara yang benar dari orang yang memahami prinsip roll dengan baik," tambah dia.

Berdasarkan pengamatannya, Puji menilai rata-rata peserta kursus Sekolah Kayak Tirtaseta sudah menguasai roll dalam lima hari. Beberapa peserta bisa sangat tenang berada di bawah air, bahkan mampu melakukan roll dalam satu sampai tiga hari."Jika kita belajar melalui cara dan bimbingan yang tepat, sesungguhnya roll tidaklah sesulit yang diperkirakan. Bahkan anak-anak pun dengan gembira dapat menguasai teknik kayaking setelah terlebih dahulu mengikuti latihan di kolam renang.
 

FOR SALE / DIJUAL




Dijual Dayung Braca/Bracsa
Harga 6 jt (nego)
Barang Import
Berminat Hub. 0812 77575 22

KAYAK
K-1 Fiber Rp. 7 jt
K-2 Fiber Rp. 9 jt
K-4 Fiber Rp. 18 jt

CANOE
C-1 Fiber Rp. 7 jt
C-2 Fiber Rp. 11,5 jt
Cano Polo Rp. 3,5 jt