Senin, 18 Oktober 2010

Materi Botani dan Zoologi Praktis

TIU : Memahami dan mengapikasikan pengetahuan Botani dan Zoologi Praktis

TIK :
1. Mengertahui tumbuhan yang dapat dijadikan makanan, suber air, obat-obatan, tempat perlindungan, sarana memasak dan membuat api
2. Mengetahui tumbuhan-tumbuhan yang berbahaya atau beracun
3. Mengetahui manfaat hewan sebagai sumber makanan
4. mengetahai hewan-hewan yang berbahaya

Bahan Materi
- Cara hidup di alam bebas dengan memanfaatkan pengetahuan Botani dan Zoologi Praktis.
- Pengetahuan Botani dan Zoologi Praktis di alam bebas.
- Manfaat tumbuhan, yaitu : dapat dikomsumsi sebagai makanan, sumber air minum, bahan obat-obatan, sarana memasak, untuk membuat api, dan untuk membuat tempat perlindungan (bivak).
- Tumbuhan yang berbahaya bagi manusia.
- Manfaat hewan sebagai bahan makanan dan penanda ke sumber air.
- Hewan-hewan yang berbahaya bagi manusia.

PENDAHULUAN

Kegiatan alam terbuka (KAT) merupakan kegiatan yang penuh dengan tantangan dan resiko. Oleh karena itu, para penggiat seharusnya telah dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai KAT guna kelancaaran dan keberhasilan kegiatan tersebut. Adapun pengetahuan-pengetahuan tersebut antara lain, Persiapan Perjalanan Alam Terbuka (PPAT), Mountaineering, Navigasi Darat, Botani dan Zoologi Praktis, dan Survival, yang kesemuanya saling berkaitan.

Pengetahuan mengenai Botani dan Zoologi Praktis sebagai salah satu pengetahuan dasar KAT sama pentingnya untuk diketahui disamping pengetahuan lainnya yang telah disebutkan di atas. karena tidak selamanya seorang penggiat alam dibuai dengan hal yang indah, sewaktu-waktu penggiat tersebut akan dihadapkan dengan keadaan survival yang berarti terancamnya kelangsungan kehidupan kita, itulah sebabnya pengetahuan survival yang masih ada kaitannya dengan pengetahuan Botani Zoologi Praktis merupakan pengetahuan dasar teknik hidup di alam bebas.

BOTANI

Pengertian Botani yaitu ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, namun pada materi ini yang dibahas hanya yang berhubungan dengan kegiatan alam terbuka, yaitu bagaimana kita dapat memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama pada keadaan survival.

Pemanfaatan tumbuhan secara praktis di lapangan bagi kepentingan manusia, dapat dijadikan sebagai :

a. Bahan Makanan
Pedoman menkonsumsi tumbuhan sebagai makanan dilapangan :
- Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan
- Buah-buahan yang akan dimakan dan belum dikenal sebaiknya dioleskan sedikit dibibir dan ditunggu ada/tidak reaksi.
- Sebaiknya makan tumbuhan jangan hanya satu jenis saja.
- Sebaiknya bagian yang akan dimakan daunnya masih muda (pucuknya)
- Apabila daunnya yang akan dikonsumsi maka sebaiknya tidak bergetah atau berbulu.
- Tumbuhan yang tidak berbau busuk.
- Tumbuhan yang dimakan oleh hewan menyusui (mamalia).
- Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter).
- Apabila Buahnya yang akan dikonsumsi maka buah tersebut tidak berwarna mencolok.
- Buah-buahan yang berwarna ungu sebaiknya tidak di makan karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid

Contoh jenis tumbuhan yang dapat di konsumsi
- Umbi Talas (Colocasia sp.), Rumput Teki (Cyperus rotondus)
- Arbei hutan (Rubus sp). Markisa (Passiplora guandrangularis), Bune (Antidesma bunius (L) Spreng).
- Biji muda Sengon (Albizia lophata) dan Kaliandra (Caliandra Cahartica).
- Daun muda Paku Tiang (alsophila glauca), selada air (Nasturtium officinale).
- Daun Begonia (Begonia sp.), Rebung Bambu (Bambusa sp.).
- Bunga Honje atau Kecombrang (Nicolara sp.) dan Bunga Turi (Sesbania glandiflora).
- Pisang Hutan muda (Musa sp.) yang dapat dimakan yaitu : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda.
- Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu Jamur Tiram (Pleutotus ostratus) dan Jamur Kuping (Auricularia jadae).

b. Bahan Obat-Obatan
Sudah sejak jaman dahulu manusia memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan. Antara lain digunakan sebagai obat demam, sakit kepala sakit gigi, luka, digigit ular beracun dan lain sebagainya (Lihat Daftar Tumbuhan Obat)

c. Tempat Berlindung
Sebaiknya tempat berlindung (beristirahat) dialasi dengan dedaunan, dapat mencegah menghantarkan dingin langsung dari tanah, pohon tumbang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung.

d. Sumber Air
Untuk mendapatkan air dari tumbuhan dapat dilakuan dengan cara:
- Menyelubungkan ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat, penguapan dari daun dapat menyebabkan pengembunan pada plastik bagian dalam.
- Mengumpulkan embun dari tumbuhan dengan menggunakan kain.
- Mengambil air dari batang tanaman rambat seperti rotan dengan cara memotong bagian atas setinggi mungkin dan bagian bawah yang dekat dengan tanah, air tetesannya dapat langsung diminum.
- Mengambil air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, misalnya pisang-pisangan dan talas-talasan biasanya setelah hujan atau embun di pagi hari. Pada ruas Bambu dan pada Kantung Semar, sebaiknya disaring dan dimasak dahulu karena sering terdapat serangga yang mati dan berbau.

e. Bahan Untuk Menyalakan Api
Pada daerah yang lembab dan basah, sebelum menyalakan api, kumpulkan dalu ranting-ranting kecil yang kering sebagai penyala awal yang mudah terbakar, atau dengan cara mengiris setipis mungkin kayu yang ada hingga menjadi serpihan. Untuk membuat api, dapat dilakukan dengan cara menggesekkan bambu dengan bambu (kayu kering) yang keras secara konstan dan cepat (gerakan seperti menggergaji) hingga panas dan mengeluarkan asap, simpan bahan penyala dekat sumbur panas lalu gesek kembali hingga bahan penyala terbakar.

f. Sarana Kegiatan Memasak.
Fasilitas di alam yang dapat digunakan sebagai sarana kegiatan memasak, seperti bambu atau kelapa yang masih muda yang dilubangi ujungnya, digunakan sebagai wadah memasak.

Tumbuhan yang berbahaya
Racun tumbuhan terdapat dalam akar, umbi, batang, ranting, daun, biji, dan bulu-bulu (trikoma). Racun tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit, dapat menyebabkan kebutaan jika terkena mata, bila masuk dalam peredaran darah dapat menyebabkan keracunan, atau dapat menyebabkan kita keracunan makanan melalui saluran pencernaan.

Adapun ciri-ciri tumbuhan yang beracun antara lain :
- Mempunyai getah seperti susu, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Buah-buahan yang warnanya menyolok, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Daun yang mempunyai bulu-bulu atau duri-duri halus, biasanya menimbulkan gatal-gatal.
- Khusus untuk jamur, ciri-ciri yang beracun yaitu pada tangkai terdapat bagian yang menyerupai cincin, warna menyolok, berbau busuk, biasanya hidup pada tempat-tempat yang kotor(seperti kotoran hewan), jika diiris/dipotong dengan pisau perak meninggalkan bekas noda, jika dimasak dengan nasi akan meninggalkan warna gelap pada nasi disekitar jamur tersebut.

ZOOLOGI

Pengetahuan tentang hewan penting pula diketahui bagi para penggiat alam bebas. Dimana hewan dapat dimanfaatkan dalam usaha untuk menambah bahan makanan dan dapat dijadikan penanda ke sumber air. Oleh karena itu maka perlu juga diketahui mengenai perihal hewan-hewan dan kehidupan mereka. Cabang biologi yang mempelajari tentang hewan disebut Zoologi. Namun dalam materi ini hanya membahas mengenai peranan hewan bagi penggiat alam bebas

Hewan dapat dikomsumsi sebagai makanan, namun sebelumnya diperhatikan dahulu bahwa :
- Pada umumnya hewan bersifat mobil.
- Ukuran tubuh hewan sangat bervariasi
- Hewan mempunyai pola pewaktuan aktivitasnya, dapat aktif di siang hari atau aktif di malam hari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang kehadiran suatu jenis hewan :
- Distribusi lokal dan regoinal serta kelimpahan populasi.
- Pengaturan fisiologis, respon, adaptasi struktural dan perilaku perubahan terhadap perubahan
- Perilaku dan aktivitas hewan dalam habitatnya.
- Perubahan-perubahan secara berkala (harian, musiman, dll) dari kehadiran aktivitas atau kelimpahan populasi hewan.
- Dinamika populasi dan komonitas serta pola interaksi-interaksi hewan dalam populasi dan komunitas.

Peran hewan

Sebagai sumber makanan

Hal yang perlu diperhatikan :
- Jenis hewan tersebut
- Tempat hidup atau habitatnya
- Ukuran tubuhnya
- Makanannya
- Pola tingkah laku hewan tersebut.

Hewan yang dapat dimakan antara lain :
- Mollusca (kerang-kerangan)
- Annelida (cacing)
- Insecta (serangga)
- Crustacea (udang-udangan)
- Pisces (ikan)
- Amfibia (katak)
- Reptilia (hewan melata)
- Mamalia (hewan menyusui)
- Aves (bangsa murung)

Penanda ke sumber air
- Hewan bertulang belakang (Vertebrata), jejaknya yang menuruni lembah biasanya menuju ke sumber air.
- Burung, jika terbang rendah secara langsung biasanya menuju ke sumber air dan jika terbangnya singgah-singgah biasanya berasal dari sumber air.
- Serangga, biasanya hidup tidak jauh dari sumber air.

HEWAN YANG BERBAHAYA DAN BERBISA

Hewan dapat pula menimbulkan bahaya bagi manusia. Hal ini dapat disebabkan jika ia merasa terganggu dan dengan alat pembela dirinya maka hewan tersebut menyerang. Adapun jenis hewan yang berbahaya dan berbisa yang bisa kita jumpai di alam terbuka adalah sebagai berikut :

- Nyamuk Malaria (Anopheles sp.)
- Agas
- Semut Api
- Tawon atau lebah (Apis sp.)
- Kelabang (Centripoda)
- Kalajengking (Heterometrus cyaneus)
- Pacet (Haemadipsa zeylanica) dan Lintah (Hirudineae sp.)
- Harimau (Panthera tigris) dan Macan Kumbang (Panthera pardus)
- Buaya (Crocodilla pororsus)
- Ular (Ophidia)

Beberapa petunjuk untuk mengidentifikasi ular berbisa :
- Tidak semua ular berbisa kepalanya segitiga, tetapi ular yang kepalanya segitiga adalah berbisa.
- Pada punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari belakang sampai ekor.
- Mempunyai kelenjar gigi bisa pada bagian kepala.
- Jika menggigit, meninggalkan bekas gigitan berupa dua buah lubang (gigi bisa).

DAFTAR TUMBUHAN OBAT
Beberapa jenis tumbuhan yang biasa dijumpai di alam terbuka/lapangan yang dapat di manfaatkan sebagai obat, antara lain :

1. Arbenan (Dechesnea indica)
Kegunaan :
- Muntah darah: Caranya herba segar ditumbuk kemudian diberi air ±1 gls dicampur dengan gula merah secukupnya kemudian di tim, saring, setelah dingin baru diminum
- Batuk, Flu/influensa: Herba digodok kemudian airnya diperas lalu diminum.
- Digigit ular atau serangga: Herba segar ditumbuk sampai lumat kemudian dibubuhkan di tempat yang tersengat atau tempat yang sakit.
2. Asam (Tamarindus indica L.)
Kegunaan :
- Bisul: Biji asam ditumbuk hingga halus diberi sedikit air garam dan dipakai untuk menurap bisul, lalu dibalutkan dan diganti 2 kali sehari.
- Sariawan: Kumur-kumur dengan air asam
- Demam: Daun asam ditumbuk kemudian perasan airnya diminum
- Rematik/bengkak terpukul: Daun muda asam dan rimpang kunyit digiling halus, seduh dengan sedikit air panas kemudian dipakai untuk menurap bagian yang sakit. Atau buah asam tanpa biji dilumatkan seperti bubur kemudian dipanaskan sebentar kemudian dipakai untuk menurap bagian yang sakit.
- Keseleo : Daun segar dicuci kemudian ditumbuk halus seperti bubur kemudian diturapkan ke tempat yang sakit.

3. Bandotan (Ageratum longzoldes L.)
Kegunaan :
- Demam, malaria dan radang paru (pnemonia): Herba kering dimasak dengan air kemudian airnya diminum sehari 2x.
- Keseleo: Daun bandotan dilumatkan kemudian dibalurkan di tempat yang sakit atau diturapkan pada bagian yang sakit, diganti 2x sehari.
4. Nangka (Arthocarpus heterophyllus )
Kegunaan :
- Luka luar, borok: Daun dilumatkan menjadi bubuk kemudian dibubuhkan ditempat yang sakit.
- Bisul, gigitan ular: Getah nangka dibubuhkan pada tempat yang sakit.
- Sembelit: Buah nangka dimakan
- Demam, malaria: Kayu nangka di rebus kemudian diminum.
- Diare dan demam: Akar di rebus kemudian diminum airnya.
5. Teki (Cyperus rotundus)
Kegunaan :
- Bisul, luka tepukul, memar, gatal-gatal pada kulit: Teki dicuci digiling halus, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
6. Pepaya (Carica papaya L.)
Kegunaan :
- Malaria : Daun pepaya muda yang segar dicuci, digiling hingga halus dan tambahkan ¾ gelas air masak dan garam secukupnya, diperas, disaring dan diminum 3 x sehari.
- Digigit ular berbisa: 5 jari akar pepaya dicuci, ditumbuk hingga halus dan ditambahkan dengan air garam tumbuk hingga seperti bubur, turapkan pada bekas gigitan lalu balut ganti 2x sehari-hari.
- Sakit maag: 1 buah pepaya masak, kupas, cuci dengan air masak yang diberi air garam, dimakan 2x sehari, sehabis makan nasi.
- Kaki gajah: Daun pepaya secukupnya dimasak dipakai merendam kaki yang membesar.
- Luka bakar: Getah pepaya diusap ditempat pada luka bakar agar mencegah timbulnya lepuhan.
7. Senggani (Melastoma candidum)
Kegunaan :
- Sariawan, diare: 2 lembar daun muda dicuci lalu dibilas dengan air matang, kunyah dengan garam secukupnya lalu ditelan, buah dimakan sebagai obat sariawan.
- Menetralkan racun singkong: 60 – 90 gram daun atau akar digodok, lalu diminum.
8. Cengkeh (Egunia aromatika (L))
Kegunaan :
- Sakit perut, mulas dan mual: cara penanggulangannnya adalah 10 tetes minyak cengkeh seduh dengan ¼ cangkir air panas ditambahkan dengan 1 sendok makan madu, aduk sampai rata, selagi hangat minum 2 kali sehari.
- Muntah karena lambung dingin, mual dan amandel: Beberapa butir cengkeh diseduh diminum sebagai teh.
- Sakit gigi: 10 biji cengkeh disangrai hingga hangus kemudian giling, kemudian masukan ke dalam lubang gigi yang sakit tutup dengan kapas.
9. Ketimun (Cucumus sativus L.)
Kegunaan :
- Tekanan darah tinggi: 2 buah ketimun di parut kemudian di peras air perasan tersebut di minum.
- Demam: ketimun dicuci kemudian di parut, hasil parutan di kompreskan di atas perut.

10. Kunyit (Curcuma Longa Linn).
Kegunaan :
- Demam, pilek dan hidung tersumbat: 20 gr rimpang segar, cuci, parut dan tambahkan ½ gls air matang kemudian di aduk dan di peras dengan sepotong kain, air perasan tersebut di minum 2 kali sehari, atau ambil sepotong kunyit, iris secukupnya , rebus dengan 1 gelas air sampai mendidih uapnya dihirup melalui lubang hidung yang tersumbat.

11. Lengkuas (Alpina galanga (L) Willd)
Kegunaan :
Menghilangkan Rasa dingin, Kembung, muntah, mual, diare, kurang napsu makan: 3 – 6 gr lengkuas direbus, kemudian airnya diminum.
12. Bakung putih (Ctinum aciaticum L.)
Kegunaan :
- Sakit gigi: akar bakung digiling, lalu ditempelkan pada bagian yang sakiit, atau akar direbus dengan air bersih hingga mendidih lalu air hasil rebusan dikumur lalu dibuang.
- Keseleo: Daun bakung dihangatkan di atas api kecil hingga layu kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Bisul, radang kulit bernanah, bengkak: Daun dan bunga dicuci dan dihaluskan kemudian ditambahkan sedikit madu, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Luka karena benda beracun: Umbi bakung dicuci kemudian dihaluskan, ditempelkan pada bagian yang luka.
- Mengatasi buang air yang tidak lancar: daun diolesi dengan minyak kelapa lalu ditempelkan pada daerah kandung kemih.
- Luka akibat benda beracun, digigit ular: 5 – 10 gr umbi dicuci, dihaluskan, disaring kemudian airnya diminum dan ampasnya ditempelkan pada bagian yang luka kemudian dibalutkan.
Catatan: Tumbuhan bakung mengandung racun, terutama dibagian umbinya, gunakan secara hati-hati.
13. Begonia (Begonia sp.)
Kegunaan :
Sakit tenggorokan: 15 gr umbi begonia dicuci kemudian diiris-iris, tambahkan 300 cc air lalu dihaluskan, air tersebut dipakai untuk kumur-kumur.
14. Bugenfil (Bougainvilaea glabra Chaicy)
Kegunaan :
Bisul: dengan cara bunga bugenfil dan daun cocor bebek, dibersihkan kemudian dihaluskan dan ditempelkan pada bagian yang sakit.
15. Bunga Matahari (Helianthius annus L)
Kegunaan :
- Sakit gigi: 60 gr dasar bunga + 5 gr jahe di rebus dengan 600 cc hingga menjadi 300 cc, kemudian disaring, lalu diminum selagi hangat.
- Sakit perut saat datang haid: 30 gr bagian dasar bunga matahari + gula merah secukupnya direbus dengan air secukupnya, disaring lalu air tersebut diminum.
16. Bunga Tasbih (Canna Indica)
Kegunaan :
- Luka berdarah: radang kulit bernanah, jerawat: akar atau rimpang segar bunga tasbih secukupnya dihaluskan kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Ambein: 30 – 60 gr, akar rimpang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring kemudian diminum.

17. Bungur (Lagerstromia indica L)
Kegunaan :
- Migrain atau sakit kepala sebelah: 30 gr daun dan akar dimasak bersama 60 gr daging sapi lalu dimakan
- Sakit gigi: 15 gr akar bungur dimasak bersama dengan daging ayam atau sapi hingga matang lalu dimakan.

18. Kembang merak (Caesalpina pulcherrima (L))
Kegunaan :
- Luka terpukul: Bunga dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Penyakit kulit: Daun dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Sariawan: Daun kembang merak direbus hingga mendidih, disaring airnya dipakai berkumur-kumur.
- Perut kembung: Daun + alang-alang + bawang putih ditumbuk halus lalu dibalurkan pada perut yang kembung
- Panas: Bunga kembang merak direbus lalu disaring dan diminum.
- Diare akut: Kulit batang ditumbuk halus, diseduh dengan 100 cc air lalu diminum hangat-hangat.
Catatan : Wanita hamil di larang minum obat ini.

19. Kembang pukul empat (Mirabilis jalapa L)
Kegunaan :
- Bisul: daunnya dihaluskan ditambahkan sedikit garam dan ditempelkan pada bisul dan dibalutkan kain kasa.
- Jerawat: Buahnya dibuat zat tepung dan ditambahkan air secukupnya lalu diolesi muka yang berjerawat.
- Koreng, luka terpukul, eksim: Tumbuhan segar secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit atau direbus dengan air secukupnya, digunakan untuk mencuci bagian yang sakit.
- Amandel, radang tenggorokan: akar kembang pukul empat dibersihkan kemudian dijus, lalu airnya diminum.

20. Tomat (Lycopersicon esculentum)
Keguanan :
- Kulit terbakar sinar matahari: Daun muda setelah dicuci bersih, diremas, dibalutkan ke kulit yang terbakar.
- Demam: 3 buah tomat masak dicuci dan dipotong-potong, diremas dengan ½ cangkir air masak dan 1 sendok makan madu, peras dan saring lalu diminum 3 kali sehari.

21. Melati (Jasminum sambac)
Kegunaan :
- Luka, patah tulang, keseleo: Akar melati secukupnya dicuci dan dihaluskan lalu dimasak, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalutkan dengan kain kasa.
- Susah tidur (Insomnia): 1 – 1,5 gr akar dicuci bersih, digiling tambahkan air masak secukupnya, saring kemudian diminum.
- Radang mata merah: Bagian bunga dicuci bersih lalu digodok sebagian air diminum dan sebagian lagi untuk mencuci mata.
- Bengkak akibat gigitan binatang: Daun atau bunga secukupnya dicuci, digiling halus, tempel ke tempat yang sakit.
- Demam, sakit kepala: 10 gr daun dan 10 bunga melati, diremas-remas, direndam dengan air secukupnya air tersebut digunakan untuk mengompres.atau akarnya dilumatkan dan ditempelkan pada dahi.
- Cacingan: 15 gr akar + 1 pilah daun pepaya direbus dengan 600 cc air rebus hingga air menjadi 300 cc lalu disaring, air saringan diminum hangat-hangat..
- Sesak napas: 10 lembar daun melati direbus dengan 600 cc air rebus hingga mendidih, tunggu hingga air rebusan menjadi 300 cc kemudian beri dengan garam secukupnya, saring dan minum 2x sehari sebanyak 150 cc.
Catatan: wanita hamil dan dalam kondisi lemah dilarang menkomsumsi obat ini.

22. Widuri (Calotropis gigantea).
Kegunaan :
- Gigi rusak: Getah widuri 3 – 4 tetes dengan kapas dan dilumurkan pada gigi yang rusak dan jangan sampai kena gigi yang sehat.
- Kutil: Getah widuri + kapur sirih diolesi pada kutil 2 –3 kali sehari.
- Eksim: Getah dioleskan 2 – 3 kali sehari.

23. Alang-alang (Imperata cylindrica)
Kegunaan :
- Muntah darah, mimisan: 30 –60 gr akar segar yang telah dibersihkan, dipotong-potong lalu digodok dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, minum setelah dingin.

24. Bayam duri (Amaranthus spinosus)
Kegunaan :
- Sakit kerongkongan: 45 gr akar segar dicuci bersih, digodok, minum.
- Demam: 1 genggam daun segar dicuci, digiling halus dan ditambahkan air secukupnya dan dikompreskan pada dahi.

25. Belimbing manis (Averrhoa carambola)
Kegunaan :
- Influenza, sakit tenggorokan: 90 – 120 gr buah belimbing segar diparut, air perasannya diminum, atau buahnya dimakan.
- Bisul: daun segar secukupnya dicuci, digiling, diaduk dengan air cucian beras, sampai menjadi adonan seperti bubur, tempelkan ke tempat yang sakit lalu dibalut.
- Malaria: 15 –24 gr Bunga kering diseduh dengamn air yang mendidih, diminum 2 kali sehari.

26. Cabe rawit (Capsicum frutescons)
Kegunaan :
- Sakit perut: Daun muda digiling halus lalu dicampurkan dengan sedikit kapur sirih dibalurkan pada perut yang sakit.
- Frostbite: kulit cabe ditempelkan pada bagian yang sakit.

27. Sambiloto (Andrographis pariculata)
Kegunaan :
- Batuk rejan: 3 lembar daun diseduh dengan air panas, dicampur dengan madu secukupnya minum sehari 3 kali.
- Sakit gigi, infeksi telinga tengah, hidung berlendir: 9 – 15 gr herba segar digodok dan diminum atau dilumatkan dan diperas airnya untuk tetes telinga.
- Digigit ular berbisa: Daun segar dilumatkan diaduk dengan tembakau (rokok) diturapkan pada tempat yang luka, 9 –15 gr daun segar, digodok,diminum.
- Demam: Tumbuk segenggam daunnya dan 1 sloki air bersih, disaring, diminum daun segar sambiloto untuk mengompres badan yang panas.
28. Jambu biji (Psidium guajava)
Kegunaan :
- Diare: 3 lembar daun jambu biji mudah dikunyah dengan sedikit garam kemudian ditelan, dikonsumsi 2 kali sehari, atau ditumbuk dengan ½ cangkir air, kemudian diperas lalu diminum.
- Luka berdarah: Daun segar dilumatkan tempelkan pada bagian yang sakit.

29. Jarak pagar (Jatropha capcar)
Kegunaan :
- Gatal-gatal, eksema: Daun dipanaskan diatas api sampai lemas,diremas untuk pemakaian setempat.
- Jatuh, terpukul, bengkak: Daun segar dicuci bersih, kemudian diremukkan tempelkan pada bagian yang sakit.
- Sakit gigi: Petik setangkai daun, getahnya diambil lalu dimasukkan pada lubang gigi yang saki.

30. Kangkung (Ipomoer aquabiza)
Kegunaan :
- Keracunan makanan: 500 – 1000 gr kangkung segar cuci kemudian bilas dengan air matang, tumbuk lalu diperas airnya, kemudian diminum.
- Mimisan: 50 gr kankung segar dicuci bersih kemudian ditambah gula secukupnya, digiling halus kemudian diseduh dengan air panas setelah dingin disaring kemudian diminum.
- Susah tidur, sembelit: Batang dan daun direbus dan dimakan sebagai lalap atau ditumis.
- Badan lemah (Neurasthenia): Kangkung segar 1/3 genggam daun, ¼ genggam akar, dicuci ditumbuk halus tambhakan ½ cangkir air masak dan 1 sendok madu diperas, disaring minum 3 kali sehari.
- Digigit ular: kangkung segar dicuci, ditumbuk halus, diperas airnya sampai terkumpul ½ mangkuk diminum bersama arak, ampasnya dibubuhkan pada tempat yang sakit.
- Digigit lipan: Kangkung segar, setelah dicuci ditambahkan garam secukupnya digiling hingga halus, dibubuhkan pada tempat yang sakit, lalu dibalutkan.

31. Pacing (Costus speciosus)
Kegunaan :
- Digigit ular: Satu batang paling seutuhnya dicuci lalu ditumbuk halus, beri air garam ampasnya untuk menurap luka gigitan ular lalu dibalutkan sehari 2 kali.
- Radang mata: 3 jari batang paling cuci ditumbuk, peras dan saring airnya untuk ditetesi pada mata yang sakit, 3 – 4 kali perhari sebanyak 2 tetes.

32. Pohon Sig Sag (Pedilanthus tithymaloides)
Kegunaan :
- Borok, koreng, luka berdarah: Tanaman segar dicuci bersih, digiling bubuhi ke tempat yang sakit
- Gigitan lipan atau kelabang, bengkak terpukul: Tanaman dilumatkan dan dibubuhkan ke tempat yang sakit.

33. Pule pandak (Ranfolvia serpentina)
Kegunaan :
- Sakit kerongkongan: Akar secukupnya di iris tipis-tipis akar tersebut dihisap seperti permen
- Sakit kepala, susah tidur, pusing, demam, radang kantung empedu, luka terpukul, kurang napsu makan, sakit perut: 10 -15 gr akar digodok diminum.
- Demam influenza : 25 gram daun digodok diminum
- Luka terpukul atau digigit ular: Daun segar dilumatkan,dibubuhkan pada tempat yang sakit.
- Luka berdarah: Daun muda secukupnya ditumbuk dan dibubuhi pada tempat yang sakit.

34. Rumput bambu (Lophatherum gracile)
Kegunaan :
- Demam, gelisah, haus: 10-15 gr daun atau akar dicuci bersih, lalu digodok, minum setelah dingin .
- Demam, haus, air kemih sedikit termasuk infeksi akut pada saluran kemih: 3 – 9 gr daun dan batang dicuci bersih lalu digodok dan diminum sebagai teh.
- Bisul pada kelopak mata (hordeolum), dan luka pada selaput bening mata: Batang dan daun dicuci bersih, dibilas dengan air matang, ditumbuk halus lalu diperas, air perasan dipakai sebagai obat tetes.

35. Srikaya (Annona squamosa L.)
Kegunaan :
- Borok, bisul yang keras: daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai menjadi bubur, tambahkan sedikit garam, dipakai untuk menurap bagian yang sakit. Air godokan daunnya digunakan untuk mencuci luka dn borok.
- Tiba-tiba pingsan, menenangkan pada gangguan histeris: Daun secukupnya setelah dicuci bersih, lalu diremas atau ditumbuk halus, penderita menghirup bau remasan atau air perasan daun tersebut.
- Obat luka: Daun secukupnya digodok, airnya untuk mencuci luka.

36. Suruhan (Piperomis pellucida)
Kegunaan :
- Sakit kepala: seluruh tumbuhan dilumatkan, ditempelkan ke tempat yang sakit.
- Sakit perut: 30 gr herb segar setelah dicuci ditumbuk halus, air perasannya diminum.

Kamis, 07 Oktober 2010

NAVIGASI DARAT

Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya.
PETA DARAT
Hakekat Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi
Macam Peta
Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar, tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/informasinya. Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
  • Peta topografi
  • Peta tematik
  • Peta topografi inilah yang kita gunakan dalam kegiatan navigasi darat.
PETA TOPOGRAFI UMUM
Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno. Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti sungai, danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.
1. Judul Peta
Judul peta ada di bagian atas pada tengah peta. Judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan.
2. Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan. Biasanya dibagian bawah disertakan juga indeks lembar mencatumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.
3. Koordinat Peta
Adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordianat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.
Sistem koordinat resmi dipakai ada dua cara :
Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa.
Koordinat grafis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
Koordinat Grid
Dalam koordinat grid kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol di sebelah barat Jakarta (6O LU, 98O BT).
Garis vertikal di beri nomor urut dari selatan ke utara sedangkan garis horizontal di beri nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4,6,8 dan 14 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 atau 6 angka dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 8 atau 14 angka.
4. Kontur
Adalah garis khayal yang menghubungkan titik - titik berketinggian sama dari muka laut.
5. Skala Peta
Adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua cara penulisan skala yaitu :
Skala angka 1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
Skala garis
6. Tahun Peta
Menerangkan tentang pembuatan tahunnya.
7. Tahun Peta
Menerangkan tentang pembuatan tahunnya.
8. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta (utara grid). Cara yang paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf yang ada pada peta.
  • Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
  • Utara magnetis (UM) adalah arah ke kutub utara megnet yang ditunjukkan oleh jarum kompas
  • Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga.
  • Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP.
  • Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US
  • Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
  • Variasi Magnetis, adalah perubahan/pergeseran sudut utara magnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukkan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat.
9. Legenda Peta
Legenda ini memuat arti dari symbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut.
MEMBACA PETA
1. Sifat-sifat Garis Kontur
  • Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
  • Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
  • Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah.
  • Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedang daerah terjal mempunyai kontur rapat.
  • Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.
  • Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
2. Titik Triangulasi
Titik ketinggian ini yaitu suatu titik atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakan tinggi relative suatu tempat dari permukaan laut.
3. Mengenal tanda Peta
  • Bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan dan mudah dikenali di peta yang akan kita sebut sebagai tanda medan.
  • Puncak gunung atau bukit, lembah antara dua puncak.
  • Pertemuan anak sungai, tebing-tebing, sungai.
  • Belokan jalan, jembatan, ujung desa, simpang jalan
KOMPAS
Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda-benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya.
Bagian-bagian Kompas
  • Secara garis besar, kompas terdiri dari :
  • Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
    Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya.
    PETA DARAT
    Hakekat Peta
    Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi
    Macam Peta
    Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar, tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/informasinya. Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
    • Peta topografi
    • Peta tematik
    • Peta topografi inilah yang kita gunakan dalam kegiatan navigasi darat.
    PETA TOPOGRAFI UMUM
    Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno. Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti sungai, danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.
    1. Judul Peta
    Judul peta ada di bagian atas pada tengah peta. Judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan.
    2. Nomor Peta
    Nomor peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan. Biasanya dibagian bawah disertakan juga indeks lembar mencatumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.
    3. Koordinat Peta
    Adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordianat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.
    Sistem koordinat resmi dipakai ada dua cara :
    Koordinat Geografis
    Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa.
    Koordinat grafis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
    Koordinat Grid
    Dalam koordinat grid kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol di sebelah barat Jakarta (6O LU, 98O BT).
    Garis vertikal di beri nomor urut dari selatan ke utara sedangkan garis horizontal di beri nomor urut dari barat ke timur.
    Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4,6,8 dan 14 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 atau 6 angka dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 8 atau 14 angka.
    4. Kontur
    Adalah garis khayal yang menghubungkan titik - titik berketinggian sama dari muka laut.
    5. Skala Peta
    Adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua cara penulisan skala yaitu :
    Skala angka 1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
    Skala garis
    6. Tahun Peta
    Menerangkan tentang pembuatan tahunnya.
    7. Tahun Peta
    Menerangkan tentang pembuatan tahunnya.
    8. Arah Peta
    Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta (utara grid). Cara yang paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf yang ada pada peta.
    • Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
    • Utara magnetis (UM) adalah arah ke kutub utara megnet yang ditunjukkan oleh jarum kompas
    • Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta.
    Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga.
    • Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP.
    • Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US
    • Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
    • Variasi Magnetis, adalah perubahan/pergeseran sudut utara magnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukkan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat.
    9. Legenda Peta
    Legenda ini memuat arti dari symbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut.
    MEMBACA PETA
    1. Sifat-sifat Garis Kontur
    • Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
    • Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
    • Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah.
    • Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedang daerah terjal mempunyai kontur rapat.
    • Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.
    • Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
    2. Titik Triangulasi
    Titik ketinggian ini yaitu suatu titik atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakan tinggi relative suatu tempat dari permukaan laut.
    3. Mengenal tanda Peta
    • Bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan dan mudah dikenali di peta yang akan kita sebut sebagai tanda medan.
    • Puncak gunung atau bukit, lembah antara dua puncak.
    • Pertemuan anak sungai, tebing-tebing, sungai.
    • Belokan jalan, jembatan, ujung desa, simpang jalan
    KOMPAS
    Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda-benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya.
    Bagian-bagian Kompas
    • Secara garis besar, kompas terdiri dari :
    • Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
      Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya.
      PETA DARAT
      Hakekat Peta
      Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi
      Macam Peta
      Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar, tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/informasinya. Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
      • Peta topografi
      • Peta tematik
      • Peta topografi inilah yang kita gunakan dalam kegiatan navigasi darat.
      PETA TOPOGRAFI UMUM
      Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno. Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti sungai, danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.
      1. Judul Peta
      Judul peta ada di bagian atas pada tengah peta. Judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan.
      2. Nomor Peta
      Nomor peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan. Biasanya dibagian bawah disertakan juga indeks lembar mencatumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.
      3. Koordinat Peta
      Adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordianat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.
      Sistem koordinat resmi dipakai ada dua cara :
      Koordinat Geografis
      Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa.
      Koordinat grafis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
      Koordinat Grid
      Dalam koordinat grid kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol di sebelah barat Jakarta (6O LU, 98O BT).
      Garis vertikal di beri nomor urut dari selatan ke utara sedangkan garis horizontal di beri nomor urut dari barat ke timur.
      Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4,6,8 dan 14 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 atau 6 angka dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 8 atau 14 angka.
      4. Kontur
      Adalah garis khayal yang menghubungkan titik - titik berketinggian sama dari muka laut.
      5. Skala Peta
      Adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua cara penulisan skala yaitu :
      Skala angka 1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
      Skala garis
      6. Tahun Peta
      Menerangkan tentang pembuatan tahunnya.
      7. Tahun Peta
      Menerangkan tentang pembuatan tahunnya.
      8. Arah Peta
      Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta (utara grid). Cara yang paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf yang ada pada peta.
      • Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
      • Utara magnetis (UM) adalah arah ke kutub utara megnet yang ditunjukkan oleh jarum kompas
      • Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta.
      Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga.
      • Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP.
      • Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US
      • Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
      • Variasi Magnetis, adalah perubahan/pergeseran sudut utara magnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukkan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat.
      9. Legenda Peta
      Legenda ini memuat arti dari symbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut.
      MEMBACA PETA
      1. Sifat-sifat Garis Kontur
      • Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
      • Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
      • Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah.
      • Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedang daerah terjal mempunyai kontur rapat.
      • Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.
      • Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
      2. Titik Triangulasi
      Titik ketinggian ini yaitu suatu titik atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakan tinggi relative suatu tempat dari permukaan laut.
      3. Mengenal tanda Peta
      • Bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan dan mudah dikenali di peta yang akan kita sebut sebagai tanda medan.
      • Puncak gunung atau bukit, lembah antara dua puncak.
      • Pertemuan anak sungai, tebing-tebing, sungai.
      • Belokan jalan, jembatan, ujung desa, simpang jalan
      KOMPAS
      Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda-benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya.
      Bagian-bagian Kompas
      • Secara garis besar, kompas terdiri dari :
      • Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
      • Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi
      • Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin.

      Jenis Kompas
      • Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut :
      • Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
      • Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik kompas orienteering.

      Busur derajat atau Protaktor
      Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran, setengah lingkaran, segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengukuran dan mempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth.
      Peralatan-peralatan pendukung lainnya seperti penggaris, altimeter untuk membantu menentukan ketinggian dan peralatan tercanggih untuk menentukan posisi secara langsung dengan menggunakan bantuan satelit yakni GPS (Global Positioning System).

      Menentukan Koordinat
      • Koordinat adalah kedudukan sesuatu pada peta, yang merupakan pertemuan garis tegak dan mendatar dari suatu lembaran peta topografi. Sistem koordinat yang resmi ada dua macam :
      • Koordinat Geografis, sering disebut sistem Garis Bujur dan Lintang. Sumbu yang digunakan adalah garis Bujur ( Bujur barat dan Timur) yang tegak lurus terhadap Khatulistiwa dan garis lintang (lintang Utara dan Selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat ini dinyatakan dalam satuan menit, derajat, dan detik
      • Koordinat Grid, dalam sistem ini kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan (Grid).
      AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH
      Azimut didefinisikan sebagai sudut horisontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar atau secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap arah utara pengamat. Karena ada tiga jenis arah utara (UP, UM, US) maka azimut juga terdapat 3 jenis berdasarkan ketiga arah utara tersebut, yaitu Azimut Peta, azimut Magnetis, dan azimut sebenarnya. Untuk membuat lintasan tetap berada pada satu garis lurus, kita dapat berjalan dari suatu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (potong kompas), dapat menggunakan teknik back azimut. Back azimut adalah sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikannya.
      Langkah-langkah potong kompas :
      • Tentukan titik awal dan akhir perjalanan, plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut kompasnya serta sudut back azimutnya.
      • Bidikkan kompas sesuai sudut antara titik awal dan titik akhir
      • Bila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai tanda (huruf N) pada kompas sebidang dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama.
      • Bidikan kompas kembali kebelakang sesuai sudut back azimut dari tanda medan tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang diinginkan.
      ORIENTASI PETA
      Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas (magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan deklinasinya.
      Langkah-langkah orientasi pada peta :
      • Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali)
      • Letakan peta pada bidang datar
      • Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada.
      • Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta (seperti jalan raya, sungai,dll)
      • Tanpa memperhitungkan deklinasinya, letakkan kompas sedemikian rupa sehingga sumbu pokok kompas terletak diatas garis batas lembar kiri atau kanan peta dan kita putar peta beserta kompasnya sampai jarum kompas terletek satu garis dengan garis peta tersebut.

      RESECTION
      Digunakan untuk mengetahui posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal. Tidak semua tanda medan harus kita bidik, seperti ketika kita sedang berada di tepi sungai lainnya yang di bidik.
      Langkah-langkah resection :
      • Lakukan orientasi peta
      • Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat
      • Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya.
      • Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta.

      INTERSECTION
      Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan pada peta dengan menggunakan posisi B sudah dicari terlebih dahulu posisi A sudah dicari terlebih dahulu point yang dicari dua atau lebih tanda medan.
      • Langkah-langkahnya :
      • Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A.
      • Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya.
      • Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection untuk menentukan posisi kita di B.
      • Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya.
      • Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek yang kita.

      MENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS
      Dengan tanda-tanda alam misalnya :
      • Kuburan Islam selalu menghadap ke utara
      • Masjid selalu menghadap ke kiblat
      • Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari
      Dengan menggunakan jam tangan
      • Hanya dapat digunakan untuk daerah yang jauh dari khatulistiwa (minimal 23 derajat LU atau LS).
      • Daerah sebelah utara khatulistiwa : Jarum pendek diarahkan ke matahari, arah antara jarum pendek dan angka 12 menunjukkan arah selatan.
      • Daerah sebelah selatan Khatulistiwa : arahkan angka 12 ke matahari. Arah antara angka 12 dan jarum pendek menunjukkan arah utara.
      Dengan menggunakan Bintang
      • Bintang selatan (Zuider Kruis), bila kita menghubungkan bintang-bintang yang terjauh satu sama lain lalu kita tarik garis khayal sampai memotong tepi langit,maka titik pertemuan itu adalah pertemuan itu adalah selatan.
      • Bintang Biduk, apabila dihubungkan bintang-bintang ini akan membentuk gambar biduk. Garis yang ditarik dari bintang yang letaknya segaris akan menunjukkan arah utara.
      • Rasi bintang Crux (bintang salib/Gubuk Penceng), perpanjangan garis diagonal yang memotong horison dari tempat kita adalah arah selatan.
      • Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.