Selasa, 06 Oktober 2009

Ngariung........



All Makopala Member


Foto-foto bareng pak Haris
Cengo Guanteng
Just QQ_TheaTower Panjat makopala 1
Latihan SRT

Siluet panjat



Ada bung






Tower Makopala 2
Gaya dulu Ah..


"








Tim Dayung Perahu Naga
Kalo lagi ngumpul banyak juga ya..




Senyum di Hargo Dumilah
Abis ikut kebut Gunung di Lampung
Abis ikut kebut Gunung di Lampung - Part 2





Kalo Angmud akur sama tutor-nya
LGK
Kalo Angmud akur sama tutor-nya -  part 2

manjat tebing parang bareng bule
6 Jagoan Makopala











Danau Gn.7
Danau Gn.7

ada Gw...
team LLJJ X

A. BERDIRINYA MAKOPALA

Jauh sebelum MAKOPALA berdiri, di STMIK Budi luhur ( waktu itu masih bernama Akademi Komputer Budi Luhur ) sudah banyak mahasiswa yang gemar berpetualang di alam bebas. Namun sayang kegiatan mereka masih sendiri-sendiri tanpa terkoordinir dengan baik dalam suatu wadah. Keadaan ini berlanjut sampai ± 3 tahun. Ketika Akademi Komputer Budi Luhur beganti nama menjadi Akademi Pengetahuaan Komputer, rupanya kenyataan tadi mendorong sekelompok mahasiswa yang gemar bertualang di alam bebas mengusulkan pembentukan suatu organisasi atau wadah untuk mengkoordinir mahasiswa yang gemar melakukan kegiatan di alam bebas.
Tepat pada tanggal 27 maret 1982 dari mereka terbentuk KOMPALA (komputer pencinta alam) yang merupakan embrio terbentuknya badan tersebut, maka di susunlah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), Lambang, Bendera, serta struktur organisasi. Atas hasil kerja para pendahulu tersebut, tepat pada tanggal 21 mei 1982 terbentuklah badan MAKOPALA (Mahasiswa Komputer Pencinta Alam) denga ketuanya yang pertama yaitu Sdr.S.B.Sugiharyanto.

B. KEGIATAN-KEGIATAN

MAKOPALA yang anggotanya adalah mahasiswa Budi Luhur sudah sepatutnyalah dalam setiap gerak langkahnya berpedoman pada tridarma perguruan tinggi, yaitu : pendidikan, penelitian dan pengabdian.
Untuk itu dengan tidak terpakunya pada satu disiplin ilmu yang di tekuninya, MAKOPALA secara terus menerus meningkatkan keterampilan dalam bidang ke-cinta alaman dan secara maksimal berusaha menerapkan tridarma perguruan tinggi dalam setiap kegiatannya. Realisasi dari tujuan tujuan di atas di antaranya yaitu :

  1. Bidang penelitian
    • Tahun 1985 Mengadakan pengamatan kehidupan sosial budaya masyarakat di kaki gunung Merapi, desa Sembalun Lawang di kaki gunung Rinjani, desa besakih di kaki gunung Agung dan desa Ranupane di kaki gunung Semeru.Kegiatan ini tercakup dalam kegiatan Titian Alam Rinjani Arjuno (TARA '85).
    • Tahun 1986 mengadakan pengamatan vegetasi di dasar gua Luweng Ombo, Pacitan Jawa Timur
    • Tahun 1986 mengadakan pengamatan kehidupan ekonomi masyarakat di desa Kalak Pacitan Jawa Timur.
  2. Bidang Pengabdian Masyarakat
    • Mengadakan penghijauan dan baksos setiap Jambore Budi Luhur.
    • Dalam TARA '85 mengadakan baksos di desa Sembalun Lawang, Besakih dan Ranupane.
    • Dalam jelajah sosial Luweng Ombo mengadakan kegiatan bakti sosial di desa Kalak Pacitan Jawa Timur.
    • 1987 mengadakan kegiatan dukumentasi foto gua dan bakti sosial Gunung Kidul di desa setempat .
    • 1998 mengadakan bakti sosial di Citeureup, Jawa Barat.
    • Tahun 2000 mengadakan baksos berupa khitanan massal di kampus.
    • Tahun 2000 mengadakan baksos Sampang, Madura.
    • Tahun 2001 membantu mengevakuasi korban banjir didaerah Ciledug dan sekitar Jakarta.
    • Tahun 2004 membantu mengevakuasi korban banjir di daerah Pondok Pucung.
    • Tahun 2006 bersma KBOM membantu korban gempa di Jogja.
    • Tahun 2007 membantu mengevakuasi korban banjir di daerah ciledug dan Sekitarnya.
    • Tahun 2007 Mengadakan Buka Puasa Bersama Anak Yatim Piatu
  3. Kegiatan Lainnya
    • Tahun 1984 dan 1985 mengikuti lomba kebut gunung yang di adakan oleh Universitas Jaya Baya dan meraih juara umum.
    • Tahun 1985 ikut dalam kepanitiaan lomba jalan Rengas Dengklok-jakarta.
    • Tahun 1986 mengadakan lomba foto Baluran se-jawa, serta mengadakan penelusuran goa vertikal Luweng Ombo di Pacitan, Jawa Timur.
    • Tahun 1987 mengadakan pendakian ke Cartenz Piramid bersama Mandala wangi dan Wanadri,di tahun yang sama juga mengadakan penelusuran goa jeram di Gunung Kidul Jawa Tengah,dan mengadakan pemanjatan tebing Parang di Purwakarta, Jawa Barat.
    • Tahun 1990 mengikuti relly arung jeram di sungai Progo dan meraih juara ke-3.
    • Tahun 1992 mengikuti lomba lintas alam Jawa-Bali proklamatrail memperoleh juara I putra.
    • Tahun 1993 melatih teknik pendakian pada Reimuna IV kwarcab tangerang Jawa Barat, mengikuti lomba rakit hias pada kegiatan Ciliwung bersih yang di adakan pemda Jakarta Barat dan meraih juara 3.
    • Tahun 1993 team putri MAKOPALA mengadakan RAS ( Rinjani Agung Semeru), mengadakan panjat tebing Lawe serta expedisi penelusuran goa di kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
    • Tahun 1994 mengikuti kejuaraan arung jeram di sungai Ayung Bali,di tahun yang sam juga di undang sebagai tamu pada lomba lintas alam piala Sarwo Edi di gunung Gede, Cibodas, Jawa Barat.
    • Tahun 1997 mengikuti kejuaraan lintas alam piala Sarwo Edi dan menempati juara umum, di tahun yang sama mengikuti kejuaraan arung jeram nasional menyambut ulang tahun marinir dan menempati peringkat 18 di sungai Serayu, Wonosobo, Jawa Tengah.
    • Tahun 1998 mengadakan kejuaraan panjat tebing tingkat pemula nasional, serta expedisi Kars Sangkulirang, Kalimantan Timur.
    • September 2000 mengikuti lomba perahu naga pada HAORNAS di Ancol.
    • Oktober 2000 mengadakan expedisi panjat tebing Lembah Arau, Sumatra Barat.
    • Tahun 2001 mengikuti lomba Orienteering tingkat nasional dan meraih juara I tingkat putra.
    • September 2001 mengikuti lomba kebut gunung Persagi, Lampung Barat tingkat nasional dan meraih juara II.
    • Oktober 2001 mengikuti lomba arung jeram tingkat nasional dalam rangka ulang tahun marinir di sungai Citarum, Jawa Barat.
    • Tahun 2001 mengadakan kegiatan Outing untuk karyawan Universitas Budi Luhur.
    • Tahun 2002 mengikuti lomba Mayapala wall climbing championship Amikom Yogya memperoleh juara II tropy tetap Kapolda.
    • Tahun 2002 mengikuti kejuaraan FPTI di Makasar meraih satu mendali emas.
    • Tahun 2002 mengirim satu putra dan putri ikut pelatihan Geologi IAGI di Citeureup, Jawa Barat.
    • Juli 2002 mengikuti Alpineste wall climbing sejabotabek meraih juara I putra .
    • Tahun 2002 mengikuti kejuaraan pekan olah raga daerah propinsi Banten dan meraih 7 buah medali emas, 1 buah medali perak, 1 buah medali perunggu (dalam beberapa ketegori ).
    • September 2002 mengikuti lomba kebut gunung Persagi, Lampung Barat memperoleh juara harapan I.
    • Oktober 2002 mengadakan kejuaraan MAKOPALA Orienteering tingkat nasional di desa Tajur, Citeureup, Jawa Barat.
    • April 2003 ikut dalam kepanitiaan pendakian kartini gunung Gede -Pangrango.
    • Juni 2003 mengadakan kegiatan Outdoor Activity yang di ikuti oleh para dosen Universitas Budi Luhur.
    • Juli-Agustus 2003 mengadakan kegiatan Outdoor Activity yang di ikuti oleh para guru TK,SD,SMP dan SMU Yayasan Budi Luhur yang di laksanakan di Situ Gunung, Sukabumi, Jawa Barat.
    • Agustus 2003 mengikuti kejuaraan Orienteering tingkat nisional di Waduk Jatiluhur Purwakarta yang di adakan oleh Pelopor Adventure Camp.
    • Oktober 2003 mengadakan Jambore Budi Luhur yang di adakan di Cipelang, Sukabumi, Jawa Barat.
    • Tahun 2004 mengadakan expedisi panjat tebing Bambaapuang, Makassar, Sulawesi Selatan.
    • Tahun 2004 mengikuti SCIENTIFIK KARST EXPLORATION yang diadakan oleh LAWALATA IPB, Bogor, Jawa Barat.
    • Tahun 2004 mengadakan Pendakian Massal Budi Luhur, di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cibodas, Jawa Barat.
    • Tahun 2004 mengikuti bakti sosial MAPALA Se- Jabotabek di daerah Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
    • Tahun 2005 menjadi tuan rumah sekaligus pelaksana Seleksi atlet BAPOMI DKI JAKARTA.
    • Tahun 2005 tergabung dalam Latgab Gunung Hutan MAPALA Se-Jabotabek.
    • Tahun 2005 mengirimkan 2 0rang atlet panjat tebing pada POMNAS di Bandung Jawa Barat.
    • Tahun 2005 mengikuti TWKM ( Temu Wicara Kenal Medan ) antara Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Se Indonesia di Jambi.
    • Tahun 2006 mengadakan Lomba Kejuaraan Panjat Tebing Buatan antar pelajar Sejabodetabek.
    • Tahun 2006 Mengadakan Ekspedisi Sangkulirang, Goa goa di Kalimantan Timur.
    • Juni 2007 mengadakan kegiatan Outdoor Activity yang diikuti oleh para karyawan Universitas Budi Luhur.
    • Tahun 2007 mengikuti TWKM ( Temu Wicara Kenal Medan ) antara Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Se Indonesia di Kalimantan Selatan.
=============================================================================

Logo Wanadri

W A N A D R I
Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung"
Didirikan 1964
Jenis Aktivitas alam bebas
Ketua Bima Prasena B
Lokasi Bandung, Indonesia
Situs resmi www.wanadri.org
Wanadri
(Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung) ,

Merupakan Organisasi tertua yang bergerak dalam kegiatan alam bebas. Wanadri mempunyai sekretariat di kota Bandung. Wanadri berdiri tahun 1964, tahun yang sama dengan tahun lahirnya Mapala UI.

Sejarah

Gagasan untuk mendirikan Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri dicetuskan oleh sekelompok pemuda yang sebagian besar adalah bekas pandu pada bulan Januari 1964. Perhimpunan ini kemudian diresmikan pada tanggal 16 Mei 1964. Wanadri terdiri dari sekelompok orang yang mencintai kehidupan di alam bebas. Wanadri lebih jauh lagi merupakan masyarakat tersendiri, yang memiliki aturan dan norma baik tertulis maupun tidak, namun semua itu berlaku dan dihormati.

Keorganisasian

Nama Wanadri berasal dari bahasa Sansekerta. Wana berarti hutan dan adri itu gunung. Wanadri berarti gunung di tengah-tengah hutan.

Visinya berdasar AD/ART adalah menajadi organisasi pendidikan untuk mendidik manusia, khususnya anggotanaya untuk mempunyai nilai-nilai yang terkandung dalam hakekat dan janji Wanadri.

Tujuan Wanadri Membentuk manusia yang mandiri, ulet, tabah. Mendidik anggotanya menjadi manuasia Pancasilais sejati, percaya pada kekuatan sendiri.

Keanggotaan

Sifat keanggotaan dalam Wanadri ada dua, yaitu (1) Anggota biasa, yang telah mengikuti pendidikan dasar dan program lain hingga punya nomor pokok. (2) Anggota luar biasa, yang terjadi dari (a) Anggota kehormatan, (b) Anggota pelindung, (c) Tenaga ahli, dan (d) Donatur.

[sunting] Angkatan

Angkatan-angkatan dalam keanggotaan Wanadri

  1. Pendiri 1964
  2. Pelopor 1964
  3. Singawalang - Srikandi 1964
  4. Lawang Angin - Kayu Putih 1965
  5. Angin Rimba - Anggrek Liar 1967
  6. Hujan Kabut - Pendobrak 1969
  7. Tapak Rimba - Saliara 1971
  8. Angin Lembah - Puspa Rimba 1973
  9. Kabut Singgalang - Bunga Manik 1976
  10. Rawa Laut - Acintia Panka 1978
  11. Kabut Rimba - Kaliandra 1981
  12. Elang Rimba - Medinilla 1983
  13. Badai Rimba - Altingia 1986
  14. Topan Rawa - Brugmancia 1989
  15. Bayu Rawa - Green Pinka 1990
  16. Tapak Lembah - Kayu Api 1993
  17. Elang Rawa - Pualam 1996
  18. Kabut Lembah - Kartika 1999
  19. Api Rawa - Puspa Kaldera 2001
  20. Hujan Rimba - Mutiara 2004
  21. Bayu Windu - Srikandi Silva 2008

Syarat Menjadi Anggota

Syarat bagi seseorang untuk menjadi anggota Wanadri, Pertama harus mengikuti Pendidikan Dasar Wanadri (PDW) selama 1 bulan, kemudian memasuki masa anggota muda (AMW) selama kurang lebih satu tahun. Selama masa ini, AMW menjalankan kewajiban-kewajiban tertentu, yang termasuk dalam program Mamud seperti mentoring, perjalanan-perjalan kecil, mengikuti sekolah-sekolah lanjutan tebing, ORAD, SAR, Jurnalistik, disamping magang pada Dewan Pengurus serta Badan Otonom yang lain.


Pendidikan

Sebagai organisasi pendidikan, Wanadri menyelenggarakan pendidikan alam terbuka baik untuk anggota maupun untuk masyarakat sekitar.

Ekspedisi

Tidak sedikit perjalanan yang telah dilakukan oleh Wanadri baik dalam maupun luar negeri.

  1. Ekspedisi Sungai mahakam 1987
  2. Ekspedisi Irian 1991
  3. Ekspedisi ke gunung es di Garwal dan gunung Himalaya 1982
  4. Ekspedisi gunung es Rainer di Amerika
  5. Ekspedisi Leuser 1986, 1994, 2007.
  6. Ekspedisi Pegunungan Alpen di Perancis.
  7. Ekspedisi Pulau Nusa Barung 2007


Wanadri mengalami beberapa kisah duka.

  • Pada tahun 1991, Wanadri bekerjasama dengan Kompas mengadakan ekspedisi ke Irian Jaya. Wanadri kehilangan dua orang anggota; Rizal dan Arief. Itu pada saat persiapan ke Mamberamo, dan meninggal di Kali Progo.
  • Ekspedisi Irian Jaya, Wanadri kehilangan tiga orang anggota di Sungai Memberamo.

Kegiatan Kemanusiaan

Wanadri berperan serta dalam beberapa operasi SAR antara lain :

  1. Willy Arief 1970
  2. Robby Harly 1980
  3. Piper Astek 1982
  4. Sukardi-Gunung Burangrang 1986
  5. STM Pembangunan-Gunung Salak 1987
  6. Gunung Semeru 1988
  7. Binaia 1987
  8. Batu Untu 1988
  9. Sri Yanser - Gunung Ceremai 1988
  10. Sungai Mamberamo 1991
  11. SAR Sungai Citarum Mahasiswa Geologi ITB 1994
  12. SAR Juhana Gn Ciremay 1995
  13. SAR Gn Papandayan 1995
  14. SAR Aris Munandar [Gn Gede Pangrango] 1996
  15. SAR Desy Trisakti perhotelan [Gn Gede Pangrango] 1996
  16. SAR Rini dan Hendis [Gn Semeru] 1998
  17. ITN Malang Janu dan Hendro - [Gunung Argopuro]1999
  18. SAR Oni [Gn Cikurai] 2000
  19. SAR Dadang Atlet Paralayang Gnunung Mas Puncak 2001
  20. SAR Iwan [Gn Salak] 2001

Selain itu banyak juga kegiatan yang telah dilakukan oleh Wanadri Baik Anggota Wanadri yang berdomisili di Jakarta, Sekretariat Wanadri berada di Bandung Jl. Aceh No. 155, Bandung selain itu Sekretariat Wanadri Cabang Jakarta berada di Jl. Pahlawan 12A, Kalibata, Jakarta - Selatan.

Kutipan

Sarwo Edhi Wibowo : tentang Wanadri

"Tak ada gunung yang tinggi, rimba belantara, jurang curam dan lautan serta angkasa yang tak dapat dijelajahi oleh Wanadri"
=========================================================================================





komunitas berdiri sejak 3 oktober 1991 yg dahulu benama STEPAL (siswa tehnik pecinta alam, STM 12 pluit ) di resmikan di kawah ratu, Gn salak, taman nasional salak halimun.
lalu berganti nama menjadi CADAS (pecinta alam dua belas),
pada tahun 1993 CADAS mendapatkan musibah, kaka kelas kami "supriyadi" gugur pada saat diklat di kawah mati, kawah ratu, gn salak, taman nasional salak halimun, karena gas alam yang dikeluarkan oleh kawah sekitar. untuk mengenang-y maka anggota CADAS terdahulu membuatkan suatu plakat ( jika ingin liat, datang aja ke kawah mati, kawah ratu, ,lewat pasireungit - bogor) untuk mengenang almarhum dan sebagai titik pemikiran bagi pecinta alam yang lain agar memperhatikan safety prosedur dalam standart pendakian.
seiring waktu CADAS pun mulai vakum kira-kira tahun 2002 mungkin karena kesibukan pribadi pengurus pada saat itu.
berawal dari melihat sekretariat CADAS yang tak terawat (kira-kira tahun ajaran 2003/2004, STM 12 pluit berganti nama menjadi SMK Negeri 56, kami baru kelas satu) saat itu kami "syarif, pebri dan slamet/mamet" melihat melalui jendela sekretariat yang penuh dengan debu, kami berinisiatif untuk membangkitkan CADAS dari vakum.
kami mulai mencari dukungan dari pihak warga sekolah, setahun tak terasa kami bergriliawan mencari asal usul CADAS tapi hasil-y nihil, hanya dapat nama angkatan terdahulu tapi tak tahu dimana keberadaan mereka. kami pun setak dan menemui jalan buntu dalam hal ini.
tahun ajaran baru telah tiba (2004/2005 kami kelas dua) ada guru yang bersedia untuk menjadi pembina kami, beliau adalah "bapak Pranowo S,pd." beliau adalah guru elektronika.
pada saat itu pula teman kami "turino junaedi" menjadi ketua OSIS kami pun segera memanfaatkan sikon pada saat itu.
pembentukan mulai berjalan dan reorganisasi pun mulai tercium (walaupun masih bergrilia ria), kami mulai berdiri sendiri tanpa bantuan alumni CADAS dikarenakan yang disebutkan di atas tadi, nama CADAS berubah menjadi KPA - CADAS artinya komunitas pecinta alam CADAS ( CADAS disini bukan pecinta alam dua belas tetapi adalah sebutan bagi organisasi kami yaitu "CADAS"), logo pun ikut berubah, karena logo yang lama kami tidak tahu apa makna-y. tanpa meninggalkan ciri khas, logo CADAS yang baru kami adopsi dari logo CADAS yang lama dengan sedikit perubahan dan memiliki makna yang baru.
walaupun kami telah reorganisasi tetapi organisasi kami masih dipandang sebelah mata oleh warga sekolah (entah yang sekarang seperti apa, kami tidak pernah mempermasalahkan hal itu) pada tahun ajaran ini kami bekarja keras, saya mencari ilmu di organisasi pecinta alam lain, mamet tetap pada pencarian alumni terdahulu (tetapi masih nihil), pebri mengumandangkan nama kami ke setiap pecinta alam di jakarta (walaupun tidak semua) dengan cara bersilaturahmi dengan pecinta alam lainnya, dan teman kami ketua osis bertugas merealisasikan keberadaan kami di sekolah, pak pembina juga bekerja keras dengan manajemen dan tekhnik rahasia-y dalam bidang keorganisasian.
tahun ajaran 2005/2006 kami telah kelas 3 sekarang.
20 agustus 2005 kami mulai mengembangkan sayap, mencari anggota, mengirim-y untuk diktat di pecinta alam lain, ikut lomba panjat tebing (walaupun ga' ada basic).
setelah lulus, dengan ilmu yang saya dapatkan saya mulai mengajar di CADAS dengan suka rela sampai sekarang., begitu juga team sukses kami semua bekerja hingga saat ini untuk mengembangkan sayap CADAS ke seluruh antero jagad (klo bisa,, pasti bisa).
kami bersyukur sampai sekarang anggota kami sudah 35 lebih yang terseleksi (telah mengikuti pendidikan dahulu disebut diklat) dan tercatat sebagai anggota CADAS (pengurus yang baru).
kini KPA-CADAS adalah suatu komunitas siswa siswi SMK Negeri 56 Jakarta (dahulu STM 12 pluit) di bidang pecinta alam ( terdiri dari gunung hutan, susur goa, panjat tebing, fotografer alam, dan olah raga dayung), kemanusiaan (search ang rescue "SAR", peduli sesama, dll) dan lingkungan hidup (pelestarian alam). yang telah bangkit dari Vakum selama beberapa tahun.
kini hidup talah hidup kembali hingga sekarang dan selamanya. mohon restu dan dukungannya bagi para alumni terdahulu dan semua orang yang turut mendukung keberadaan kami.
Thanks for : Kepala sekolah SMKN 56 Jkt,
Guru & Karyawan SMKN 56 Jkt
Drs. Hadi Purnomo Isram (sesepuh cadas)
=============================================================================







Merbabu_Merapi_-_054.JPG
Lukisan Alam

Tentang Astacala.org

Astacala.org adalah portal Astacala, Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam Institut Teknologi Telkom, Bandung. Disusun oleh anggota Astacala yang tersebar di seluruh Indonesia.

Astacala.org membuat, mengumpulkan, menyusun, dan mempublikasikan materi atau berita yang berhubungan dengan kegiatan alam terbuka dan komunitas yang mendiaminya dengan tujuan para penggiat kegiatan alam terbuka, pecinta alam, dan pendaki gunung mendapat kemudahan dalam mendapatkan berita dan materi. Diterima pihak lain yang akan membantu dalam penyediaan materi, link, dana, bantuan teknis atau saran dan kritik. Semua itu akan sangat dihargai. Web site ini bukan untuk tujuan komersial. Bila terdapat advertising komersial semata-mata bertujuan untuk menutup biaya teknis. Lebih jauh tetang astacala.org :

Web Site ini diedit dengan menggunakan program open source Nvu (pronounced N-view, for a "new view"), System Operasi GNU-Linux Mandrake 8.2 pada mesin IBM 300GL i586 dan Macromedia Dreaweaver 4.0 pada OS Windows NT 4.0
Registrasi domain di singcat.com
Credit : Dwi Koeswarno
Hosting di qwords.com
Credit : I Komang Gde S.
Scripts, copyright dipegang oleh pembuatnya yang tertera dalam setiap scripts, dimodifikasi seperlunya yang diijinkan pembuatnya, seperti yang tertera dalam aturan penggunaan scripts dan menyertakan copyrightnya. Materi, sumber materi utama adalah sekretariat Astacala. Terimakasih pada komunitas Warnet "Wong Djogja" (Juragan, Komandan, Bang "Emo" Roma, Otong, Cantigi, Bagas, Poeng, Nipen, Ernoiz, Yoyok, Dani, Lisa Wareman, Nina, Mas Ridho Riyono, Tcipto, Tcotdot, Simbah, "Djoe Satriani ", Ucok, Bokre "Sajidin Pranotogomo Senopati Ing Alogo", Scut, Gendut) Klik halaman donasi untuk mendukung dana penyelenggaraan web site. Bagi web master silahkan membuat link ke web site ini. Kirim komentar/kritik/saran kepada Astacala. Site Admin : Gejor, Astaka, Acong, Jimbo, Jaki, Bedjat


PenDas_Astacala_XII_-_050-for_web.jpg
Senyum Suroto
PenDas_Astacala_XII_-_084-for_web.jpg
Pengambilan Nomor Anggota Muda
PenDas_Astacala_XII_-_085forweb.jpg
19 Kabut Fajar
===================================================================================





LAPORAN KEGIATAN TANGGAP BENCANA GEMPA BUMI TASIKMALAYA


LAPORAN KEGIATAN TANGGAP BENCANA GEMPA BUMI TASIKMALAYA oleh TRUPALA

4-12 September 2009

Pengantar

Indonesia memang sebagian besar daratan wilayahnya merupakan daerah rawan bencana. Awal September 2009 lalu, telah terjadi gempa dahsyat di Wilayah Tasikmalaya, namun menyebabkan dampak bencana lainnya di wilayah sekitarnya, seperti Cianjur dan Bandung.

Trupala tergerak untuk membantu meringankan beban penderitan para korban bencana alam tersebut. Dari sekian banyak wilayah yang terkena dampak gempa bumi tersebut, Trupala memilih Desa Cicangkareng, kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur yang terkena dampak gempa bumi, menyebabkan tanah longsor dan menimpa Kampung Babakan Caringin dan menghilangkan 72 penduduk dan hanya 30 korban yang ditemukan. Selain itu longsor ini menyebabkan juga kerusakan parah pada bangunan di kampung Joglo yang bersebelahan dengan kampung Babakn Caringin.

Kegiatan

Trupala mendatangkan 2 tim. Tim pertama di berangkatkan Hari Jumat malam, 4 Sep tember 2009. Menggunakan 2 mobil, Anggota yang berangkat adalah, Aulia ( tr.90) Jitot ( tr.75 ), Ihsan Kusasi ( TR.85), Ibnu (Tr.89), Faisal ( tr.92), dan Nadi.

Tim pertama berangkat untuk menyalurkan bantuan dari berbagai pihak dan setiba di sana juga memimpin pemakaman dua orang korban.

Selama seminggu Trupala menerima berbagai barang bantuan dan uang baik dari anggota Trupala maupun teman atau kerabat dari anggota Trupala.

Tim kedua diberangkatkan menggunakan 2 mobil berkat dukungan anggota Trupala lainnnya. Anggota yang berangkat adalah Maya ( Tr.03) Ferry ( Tr,93), Dimi ( Tr.02), Somad ( Tr. 00), Faisal ( Tr.92), Ibnu ( Tr. 89) dan saudara Dayat.

Tim kedua juga menyalurkan barang bantuan dan uang kepada korban Tanah longsor. Menuju ke tempat bencana pada tanggal 12 September 2009. Berangkat tanggal pukul 00.00 dan kembali ke Jakarta sore hari .

====================================================================================

Sejarah Mapala UI

Edhi Wuryantoro, M-009-UI

Arianto T, M-041-UI

Berdirinya Mapala UI

Di Fakultas sastra UI, sebelum berdirinya Mapala UI, sudah terdapat kelompok – kelompok mahasiswa yang gemar bertualang di alam bebas. Mereka yang terdiri dari mahasiswa Arkeologi dan Antropologi yang banyak turun ke lapangan serta mereka yang pernah tergabung dalam organisasi kepanduan. Sayangnya kelompok – kelompok ini tidak terkordinir dengan baik dalam statu wadah dan mereka juga tidak pernah membuka diri dengan peminat – peminat baru di luar jurusannya.

Adalah seorang Soe Hok Gie yang mencetuskan ide pembentukan suatu organisasi yang dapat menjadi wadah untuk mengkoordinir kelompok – kelompok tadi, berikut kegiatan mereka di alam bebas.

Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Sdr. Soe sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat. Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua.

Adapun organisasi yang diidamkan Sdr. Soe itu merupakan organisasi yang dapat menampung segala kegiatan di alam bebas, dan ini dikhususkan bagi mahasiswa FSUI saja. Kegiatan ini terutama pada masa liburan. Bedanya dengan kelompok yang ada, gagasan ini terutama ditekankan pada perlunya memberikan kesempatan pada mereka yang sebelumnya pernah keluyuran , untuk melihat dari dekat tanah airnya.

Tujuan dari organisasi ini mencakup tiga hal yaitu Pertama, untuk memupuk patriotisme yang sehat di kalangan anggotanya. Ini dapat dicapai dengan hidup di alam dan rakyat kebanyakan. Memang tekad yang mendasari pendirian organisasi ini adalah suatu keyakinan bahwa patriotisme yang sehat tidak mungkin timbul dari slogan – slogan, indoktrinasi – indoktrinasi, ataupun poster – poster. Patriotisme yang sehat hanyalah mungkin dibina atas partisipasi yang aktif dari seseorang melalui hidup di tengah – tengah alam dan rakyat Indonesia pada umumnya. Adalah hal yang mustahil, bahwa cinta tanah air dapat timbul melalui jendela – jendela bis atau mobil mewah. Kedua, mendidik para anggota, baik mental maupun fisik. Sebab seorang kader yang baik adalah kader yang sehat jasmani dan rohaninya. Disini juga ditekankan aspek edukasi tanah air secara aktif dari dekat. Ketiga, untuk mencapai semangat gotong royong dan kesadaran sosial. Sampai saat ini, tujuan – tujuan tadi belum tercapai secara maksimal, tetapi titik terang sudah terlihat.

Dalam pertemuan tanggal 8 Nopember 1964 itu, gagasan Sdr. Soe mendapat sambutan baik di kalangan mahasiswa FSUI yang senang ”keluyuran” di alam bebas”. Sdr. Maulana, Koy Gandasuteja, Amin Sumardji, Ratnaesih, dan Edhi Wuryantoro, yang waktu itu menjadi pengurus dari Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi, bersedia membantu. Bahkan bila perlu melepas jabatan tadi.

Setelah berbincang – bincang selama kurang lebih satu jam, semua yang hadir antara lain : Soe Hok Gie, Maulana, Koy Gandasuteja, Ratnaesih (kemudian menjadi Ny. Maulana), Edhi Wuryantoro, Asminur Sofyan Udin, D armatin Suryadi, Judi Hidayat Sutarnadi, Wahjono, Endang Puspita, Rahayu,Sutiarti (kemudian menjadi Ny. Judi Hidayat), setuju untuk membicarakan gagasan tadi pada keesokan harinya di FSUI.

Pertemuan kedua diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang perpustakaan. Hadir pada saat itu semua yang sudah disebut ditambah Sdr. Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu Sdr. Udin mengusulkan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam.”Biar keren deh, namanya seperti OKB (Orang Kaya Baru, tetapi isinya gembel melulu),”ujarnya. Setelah pendapat ditampung, akhirnya diputuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA. Kemudian pembicaraan dilanjutkan dengan membahas kapan dan dimana IMPALA akan diresmikan.

Suatu hal yang sangat kebetulan sekali pada waktu itu Sdr. Willy Han dari Senat Mahasiswa FSUI merencanakan piknik ke Ciloto dalam rangka pembinaan mahasiswa baru pada tanggal 15 Nopember 1964. Rencana itu kurang mendapat sambutan dari mahasiswa yang ketularan gagasan pendirian IMPALA yang beberapa diantaranya anggota senat. Mereka ini mengusulkan rencana piknik ke Ciloto dialihkan ke Cibeureum.Rencana ini diterima.

Sebelum berangkat, pada tanggal 13 Nopember 1964, Sdr. Koy, Maulana, Edhi, Amin, dan Ratnaesih bertemu di kafetaria FSUI untuk membicarakan peresmian Impala di Cibeureum. Semua setuju bahwa peresmian IMPALA akan dilangsungkan dibawah siraman air terjun Cibeureum. Kemudian untuk membuat suatu kejutan mereka sepakat untuk mengirimkan tim pembuka jalan dan menyiapkan tempat peresmian IMPALA.

Keesokan harinya, jam 13.00 rombongan pendahulu berangkat secara diam – diam ditambah 2 orang ”Guest Star” yaitu Sdr. Halina Hambali dan Sdr. Siti Aminah. Karena sampai di Cibodas hampir jam 20.00, rombongan terpaksa menginap di Cibodas (sekarang ini lapangan parkir). Pada masa itu, hubungan Jakarta – Puncak masih sukar, karena bus masih jarang. Dari pertigaan Cibodas, rombongan terpaksa jalan kaki. Sepanjang perjalanan Cimacan – Cibodas sepi sekali. Maklum, pada waktu itu sisa – sisa gerombolan Kartosuwiryo masih banyak berkeliaran di Gn. Gede – pangrango. Meskipun di kiri kanan jalan ada beberapa rumah penduduk, semuanya sudah tertutup, hanya ada beberapa lampu minyak yang menempel.

Pagi – pagi sekali rombongan ini berangkat menuju Cibeureum. Namun hingga tengah hari, rombongan besar yang dinanti – nanti tidak kunjung datang. Akhirnya diputuskan untuk kembali ke Jakarta dan menunda peresmian pendirian IMPALA. Ternyata bus yang membawa rombongan mengalami mogok di Cibulan dan tidak bisa meneruskan perjalanan ke Cibodas.

Meskipun usaha pertama gagal, para perintis ini tidak menyerah. Sementara mematangkan ide, mereka bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu
borjuis. Dan pada waktu itu segala yang borjuis, habis diganyang.
Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam. Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Dewi Prajnaparamita juga menjadi lambang dari senat FSUI saat itu. Lambang yang digunakan adalah gambar dua telapak kaki dengan tulisan MAPALA PRAJNAPARAMITA dibawahnya. Telapak kaki kiri terletak lebih kedepan dari telapak kaki kanan. Hal ini melambangkan kehadiran di alam bebas dalam bentuk penjelajahan dan sebagainya. Selain itu lambang telapak kaki ini juga diilhami penggunaan tapak kaki oleh raaja Purnawarman dalam prasasti – prasastinya yang dapat diartikan lambang kebesaran. Dibawah tulisan MAPALA PRAJNAPARAMITA ditambah tulisan FSUI
yang menunjukkan tempat bernaungnya organisasi ini.

Setelah segala persiapan selesai, pada tanggal 5 Desember 1964 berangkatlah 3 orang yaitu Sdr. Soe, Maulanan dan Ratnaesih ke daerah Ciampe untuk survei Persami yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Desember 1964.

Pada tanggal 11 Desember pukul 06.30 semua peserta yang mencapai lebih dari 30 orang berkumpul di lapangan Banteng dan berangkat. Pada pukul 11.00, mulailah rombongan mendaki lereng – lereng terjal dari bukit kapur Ciampea. Hari yang panas waktu itu membuat beberapa peserta ”anak mami” kelelahan dan merepotkan panitia. Jam 14.30 peserta tiba di bukit. Tenda segera didirikan. Pada malam hari angin bertiup sangat kencang dan hujan lebat. Tenda banyak yang roboh, sehingga peserta banyak yang berteduh di gubuk yang kebetulan ada disitu. Hampir saja peresmian Mapala dibatalkan karena sampai dengan jam 20.00 hujan masih lebat. Namun akhirnya pada pukul 21.00 hujan berhenti dan bulan bersinar terang. Semua peserta yang basah kuyup dikumpulkan untuk mengadakan rapat pembentukan MAPALA yang dipimpin Sdr. Soe. Ketika rapat sedang berjalan, tiba – tiba datang tamu dari Jakarta yaitu Bpk Soemadio, Bpk soemadjito dan Mang Jugo Sarijun yang sengaja datang untuk menyaksikan upacara peresmian MAPALA. Sdr Maulana terpilih sebagai ketua pertama dan formatur tunggal.

Sampai dengan tahun pertama, Mapala telah memiliki 12 orang anggota yaitu AS Udin, Rahaju, Surtiarti, Ratnaesih, Endang Puspita, Mayangsari, soe Hok gie, Judi Hidajat, Edhi Wuryantoro, Koy Gandasutedja, Wahjono, dan abdurrahman.

Perubahan menjadi Mapala UI

Sampai tahun 1970-an, di beberapa fakultas di UI terdapat beberapa
organisasi pencinta alam antara lain : Ikatan Mahasiswa Pencinta alam (IMPALA)
di Psikologi, Climbing And Tracking Club (CATAC) di Ekonomi, Yellow Xappa
Student Family (Yexastufa) di Teknik, Climbing And Tacking (CAT) di Kedokteran
dll. Setelah berjalan beberapa waktu di akultasnya masing – masing, organisasi
– organisasi ini merasakan dan menyadari bahwa Mapala UI yang telah terbentuk
dan disetujui oleh Rektor UI (Prof. DR. Sumantri Brojonegoro (Alm.)) dan Dewan
Perwakilan Mahasiswa adalah milik seluruh mahasiswa UI. Oleh karena itu organisasi
– organisasi tersebut setuju untuk bersatu dalam satu wadah yaitu MAPALA UI.

Beberapa Kegiatan Mapala UI yang terealisasi :

  1. Desember
    1971 – april 1972 : Pendakian dan Baksos di Peg. Jayawijaya. Diikuti 13
    orang anggota dan berhasil mencapai Puncak Jaya dan Puncak timur Cartenz.
  2. September
    – Oktober 1972 : Membantu penelitian dan pendokumentasian Cartenz Glacier
    Expedition. Berhasil mencapai puncak Cartenz Pyramid, Puncak Sumantri,
    Puncak Jaya, dan Puncak tengah.
  3. Januari
    1973 : Kerjasama dengan TV Melbourne, Monash University ke Peg Jayawijaya.
  4. 1975 :
    Menyelenggarakan Latihan nasional untu Lingkungan Hidup.
  5. Februari
    1976 : Pengukuhan Puncak Sumantri dalam Log Book.
  6. 1978 –
    1979 : Kerjasama denga Law Harvard School melakukan Ekspedisi Sungai
    Mahakam da Barito.
  7. 1978 :
    Penjajakan Base Camp Everest oleh Hadijoyo dan Don Hasman.
  8. Agustus
    1978 : Penelitian pengaruh ketinggian pada pendaki di Puncak Pangrango.
  9. 1980 :
    Ekspedisi pendakian puncak Trikora bersama pendaki Amerika
  10. 1981 :
    Ekspedisi penelitian Pegunungan salju katulistiwa.
  11. 1984 :
    Baksos Pembuatan Perpustakaan di Untung Jawa.
  12. 1985 :
    Ekspedisi Himalaya
  13. 1986 :
    Ekspedisi Arung Jeram Sungai Alas
  14. 1986 :
    Ekspedisi Dinding Utara Jayakusuma Mapala UI
  15. 1986 :
    Pemanjatan Bogaboo Spire, Canada.
  16. Juli –
    Agustus 1988 : Ekspedisi Pendakian Gunung Salju Kaulistiwa Andes
  17. September
    1988 : Ekspedisi Penelusuran Gua Lebak Tipar
  18. 1987
    :
    Ekspedisi Penelusuran Gua Luweng
    Musuk, Pacitan
  19. 1987 :
    Pemasangan Monas Berdasi
  20. 1989 :
    Ekspedisi Arung Jeram S. Citanduy.
  21. 1989 :
    Ekspedisi Panjat Tebing gunung Parang
  22. 1989 :
    Sailing Camp P. Onrust
  23. Januari
    1989 : Ekspedisi Mt. Cook, Selandia Baru.
  24. Juli
    1989 : Ekspedisi Mc. Kinley, Alaska.
  25. Januari
    1990 : Ekspedisi Aring Jeram S. Tripa, Aceh.
  26. Februari
    1990 : Lomba rakit Lintas Ciliwung bersih II.
  27. Juni
    1990 : Lomba Rakit Hias Gerakan Ciliwung Bersih.
  28. Agustus
    1990 : Ekspedisi S. Kayan, Kalimantan.
  29. Agustus
    – September 1990 : Ekspedisi Caving Mangkalihat, Kalimantan Timur.
  30. Oktober
    1990 : Ekspedisi Mt. Elbrus, Uni Soviet.
  31. Maret
    1992 : Ekspedisi Aconcagua , Argentina
  32. April
    1992 : Pendakian Cartenz Pyramid bersama pendaki Norwegia.
  33. Februari
    1993 : Ekspedisi Golden Wall, Dinding Utara Cartenz Pyramid
  34. 1994 :
    Ekspedisi Kapuas
  35. 1994 :
    Ekspedisi Kecil Tebng Tanggul, Jawa Timur.
  36. 1995 :
    Juara III Kejurnas Arng Jeram S. Ayung, Bali.
  37. 1996 :
    Juara Umum Kejuaraan Arung Jeram Cimanuk.
  38. 1997 :
    Penelitian Terumbu Karang Wallace Operation.
  39. 1998 :
    Koordinator Posko Banjir Jakarta.
  40. 1999 :
    ekspedisi Gabungan dengan KOMPAS USU Pemanjatan Tebing Simarsolpa.
  41. Agustus
    1999: Ekspedisi Gabungan dengan Kopasus dan Pecinta alam lainnya ke Puncak
    Leuser (Aceh), Bukit Raya (Kalimantan Barat), Latimojong (Sulawesi Selatan),
    Binaya (Maluku), dan Cartenz (Irian Jaya)
  42. Februari
    – April 2005 : Bekerjasama dengan UNHCR, UNICEF, dan WHO dalam berbagai
    penelitian dalam rangka rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami.
  43. 2006 :
    Pemecahan Rekor MURI ”Vertical Bowling Pertama.
  44. 2006 –
    2008 : jasa Vertical Service di sejumlah gedung seperti : Apartemen
    Summit, Tugu Monas, Gedung German Centre Indonesia, Hotel Acacia, Grha XL,
    Gedung Bank Mega dll.
  45. Februari
    2007 : Menyalurkan bantuan sejumlah lebih dari 140 juta rupiah dari para
    donatur kepada korban banjir Jakarta.
  46. November
    2007 : Penanaman pohon di Hutan UI dan sekitarnya, Tol Cipularang.

Leuser 6- hari ke 6,7& 8

(Hari Keenam) Selasa, 17 Juni 2008
Blangbeke – Camp Alas – Kolam Badak
Deskripsi Jalur : Blangbeke – Sungai Alas : Di permulaan jalur, padang luas dengan jalur yang cukup landai terus menemani kita hingga akhirnya kita mesti menuruni punggungan menuju Sungai Alas. Sebelum sampai di Sungai Alas, jalur terus berisikan pohon-pohon berduri. Kita juga mesti melewati 2 buah anak sungai sebelum sampai di Sungai Alas. Lama waktu yang dibutuhkan dari Blangbeke ke Sungai Alas kurang lebih 1 jam.
05.30 Bangun tidur, masak, sarapan, beres-beres.
09.30 Berangkat dari Blangbeke menuju Sungai Alas.
10.30 Tiba di Sungai Alas. Bersih-bersih badan sejenak.
”Tak terasa hari telah berganti, pagi ini matahari telah bersinar terang. Seperti biasa, kami langsung mengambil kompor yang tergeletak di bawah flysheet berembun, kemudian menyalakannya untuk segera membuat minuman hangat dan sarapan pagi ini. Sayuran mulai disiangi dan tuna kaleng yang menjadi menu andalan telah dibuka. Ketika kami mulai memasak, dari dalam tenda Ardi keluar sambil membawa radio yang telah dinyalakan. ”Asyik juga lagunya, dangdut lagi”, begitu kata Sofyan.
Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ya!!! Saatnya sarapan!!Horeeeee. Fahmi dengan lahapnya menyantap makanan tanpa tersisa sedikit pun. Selesai sarapan, kami mulai merubuhkan tenda serta flysheet untuk kami packing kembali ke dalam carrier, ya begitulah ritual kami sehari-hari.
Perjalanan dimulai, langkah demi langkah kami kayuh. Dari Blangbeke menuju Sungai Alas, jalur landai seperti di Argopuro terus menemani hingga akhirnya menuruni punggungan menuju Sungai Alas yang mesti diseberangi. Debit air Sungai Alas yang hanya setinggi tulang kering orang dewasa membuat hulu sungai ini tidak terlalu sulit untuk di seberangi. Namun, kami mesti tetap waspada karena batuan-batuan yang ada di dalamnya sangat licin, selain itu dinginnya air membuat kaki terasa beku.”

Gbr. Sungai Alas

Deskripsi Jalur : Sungai Alas – Kolam Badak : Awal jalur masih berupa jalur-jalur padang yang luas. Kemudian kita akan memasuki jalur bervegetasi rapat dengan ranting-ranting pohon yang seakan menutupi jalur. Tak berbeda jauh dengan jalur di gunung ini pada umumnya, kita juga mesti terus naik-turun punggungan dan mesti melewati pohon-pohon melintang.

11.30 Berangkat dari Sungai Alas menuju Kolam Badak.
12.30 Makan siang.
13.30 Melanjutkan perjalanan menuju Kolam Badak.
16.40 Tiba di Kolam Badak. Ngecamp.
”Dari Sungai Alas menuju Kolam Badak, awal jalur masih berupa padang yang luas. Kemudian masuk lagi ke jalur bervegetasi rapat dengan ranting-ranting pohon yang menghantui jalur. Pohon-pohon melintang dan naik-turun punggungan pun mesti kami lalui. Kolam Badak tidaklah terlalu luas, hanya cukup untuk berdirinya 2-3 buah tenda. Sumber airnya masih berupa genangan air. Namun, yang membedakannya dengan genangan air di lokasi camp lainnya adalah ukurannya. Ukuran genangan air di Kolam Badak cukup besar dan menyerupai sebuah kolam. Jika kita ingin mengambil air di sini, kita mesti waspada agar tidak tercebur ke pinggiran kolam ini. Hal ini dikarenakan kita hanya dapat mengambil air dari tengah-tengah kolam ini.”

Gbr. Kolam Badak

(Hari Ketujuh) Rabu, 18 Juni 2008

Kolam Badak – Bivak III – Camp Tanpa Nama
Deskripsi Jalur : Kolam Badak – Bivak 3 : Jalur di sini tidak jauh berbeda dengan jalur-jalur sebelumnya, yaitu jalur bervegetasi rapat dengan pohon-pohon melintang. Mungkin hanya di akhir jalur saja yang berbeda, dimana kita akan melewati padang yang cukup landai dan terbuka. Lama waktu yang dibutuhkan dari Kolam Badak ke Bivak 3 kurang lebih 4 jam.

06.00 Bangun tidur, masak, sarapan, beres-beres.
09.30 Berangkat dari Kolam Badak menuju Bivak 3.
13.47 Tiba di Bivak 3. Istirahat makan siang.

Deskripsi Jalur : Bivak 3 – Camp Tanpa Nama : Di sini, kita juga mesti kembali naik-turun punggungan dengan vegetasi yang lumayan rapat. Di samping itu, terdapat sebuah pemandangan yang luar biasa ketika kita melalui beberapa igir-igir tipis, dimana kita akan melihat bagaimana lebatnya hutan pegunungan di sini.

14.30 Berangkat dari Bivak 3 menuju Camp.
16.45 Tiba di Camp Tanpa Nama. Ngecamp.
”Puncak Loser terlihat dikejauhan, semakin membuat kami penasaran untuk menjejaki puncaknya dengan cepat. Ya !! Karena puncaknya seperti misteri yang mesti ungkap. Rasa penasaran ini seolah membuat mental kami kembali kuat, walaupun tubuh kami terlihat layu.”

Gbr. Tanpa Nama

“Jalur dari Kolam Badak menuju Camp cukup berat. Dari Kolam Badak menuju Bivak 3, jalur kembali berisikan vegetasi-vegetasi rapat dan pohon-pohon melintang. Dari Bivak 3 menuju Camp, naik-turun punggungan, igir-igir tipis, sebuah pemandangan yang luar biasa. Camp, lokasinya cukup lebar dan luas. Pemandangan yang tersaji di sini pun sungguh luar biasa. Suhu di sini dapat dikatakan lebih dingin bila dibandingkan dengan tempat ngecamp lainnya, kecuali Kayu Manis 1. Sumber air di sini tidaklah banyak. Hanya berupa genangan air kecil yang tersebar di sekitar lokasi Camp ini.”

(Hari Kedelepan)Kamis, 19 Juni 2008

Camp Tanpa Nama – Bivak Kaleng – Bivak Batu
Deskripsi Jalur : Camp Tanpa Nama – Bivak Kaleng : Jalur di sini masih berupa naik-turun punggungan bervegetasi rapat, pohon-pohon melintang, dan lumut-lumut pegunungan yang tersebar di sepanjang jalur. Lama waktu yang dibutuhkan dari Camp Tanpa Nama ke Bivak Kaleng kurang lebih 2 jam.

06.00 Bangun tidur, masak, sarapan, beres-beres.
09.00 Berangkat dari Camp menuju Bivak Kaleng.
”Dari Camp Tanpa Nama menuju Bivak Kaleng, jalur diwarnai dengan naik-turun punggungan, di sela-sela rapatnya vegetasi. Bivak Kaleng memiliki ruang yang tidak terlalu luas, hanya cukup untuk 1-2 buah tenda. Di sini, terdapat juga beberapa kaleng berkarat peninggalan orang-orang Belanda yang tergeletak begitu saja. Sumber air di sini berupa genangan air yang terletak persis di samping lokasi camp.”
11.10 Tiba di Bivak Kaleng. Makan siang.

Gbr. Bivak Kaleng

Deskripsi Jalur : Bivak Kaleng – Bivak Batu : Naik-turun punggungan, pohon-pohon melintang, dan lumut-lumut yang tumbuh di batang-batang pohon besar masih terdapat di jalur ini. Lama waktu yang dibutuhkan dari Bivak Kaleng ke Bivak Batu kurang lebih 3 jam.

12.00 Jalan dari Bivak Kaleng menuju Bivak Batu.
15.06 Tiba di Bivak Batu. Ngecamp.
”Sementara dari Bivak Kaleng menuju Bivak Batu, naik-turun jalur diramaikan oleh lumut-lumut hijau pegunungan yang tumbuh di batang pohon-pohon besar. Pohon-pohon melintang pun tak terlupakan di jalur ini. Bivak Batu merupakan tempat yang cukup luas untuk membangun camp, cukup untuk 3-4 buah tenda. Di sekitar lokasi camp banyak sekali terdapat batuan vulkanik yang berukuran cukup besar. Mungkin karena terdapat batuan tersebut, maka tempat ini disebut Bivak Batu. Sumber air genangan pun juga terdapat di sini. Bivak Batu ini merupakan camp terakhir kami sebelum mencapai puncak Loser dan Leuser. Di hari ini kita memutuskan untuk melakukan Summit Attack dari Bivak Batu ini menuju kedua puncak tersebut.”